oktaviawinarti.com

Menjadi Pemimpin: Cara Mengatasi Highly Sensitive Person

10 comments
Konten [Tampil]

cara mengatasi highly sensitive person


Apakah saat ini Sobi sedang menyibukkan diri berkembang di sebuah komunitas? Pernah nggak Sobi menyengaja ikut berkontribusi dalam menyukseskan agenda di komunitas itu dengan mengambil sebuah peran?

Nah jika kedua jawabannya iya, artikel ini bisa jadi salah satu referensi untuk dibaca. Karena Aku bakalan sharing seputar pengalaman seseorang ibu pembelajar yang mendedikasikan dirinya sebagai pemimpin di sebuah komunitas.

Dan di bagian akhir, Aku bakalan ulik sedikit tentang cara mengatasi HSP (Highly Sensitive Person) dalam sebuah komunitas. Pastinya ini penting banget untuk diketahui agar kita bisa meminimalisir konflik atau masalah dengan orang yang terkenal dengan sisi “kesensitifannya” ini.

Markicuz! Mari kita cuzz. Hehe


Ngobrol Bareng KIPMA

Hari ini Aku berkesempatan mengikuti agenda dari Ibu Profesional Yogyakarta pada live instagram bertajuk “Ngobrol Bareng KIPMA: Apa Rasanya Jadi Leader Komunitas?”. Acara ini disiarkan secara live di akun instagram @kipmayogyakarta. Kebetulan yang hadir menjadi narasumber adalah Mbak Dian atau biasa disapa Bubun Dian, yang tempo hari berdiskusi denganku di Acara Puncak Camping 17an.

Aku tahu informasi acara ini dari IG story Bubun Dian. Aku excited banget dong ketika tahu bahwa Bubun Dian akan berbagi kisahnya selama mengambil peran sebagai Ketua Kampung Komunitas Ibu Profesional Asia (IP Asia).


highly sensitive person test indonesia



Nah, balik lagi nih ke “Ngobrol Bareng KIPMA”. Aku baru tahu kalau ada instagram khusus dari komponen KIPMA di akun Ibu Profesional Regional Yogyakarta. Karena nggak semua regional punya dan aktif untuk ngurusin medsosnya lho hoho.

Aku rasa, ini adalah bagian dari penuansaan yang dibangun KIPMA regional Yogyakarta untuk membangun engagement dengan followers di media sosialnya.

Jadi yang akan memandu sesi live instagram adalah Mbak Nia Nahriah yang saat ini mengambil peran sebagai Manajer Humas KIPMA regional Yogyakarta.

Live instagram berlangsung selama satu jam. Tepat dimulai pada pukul 10.00 dan berakhir pada pukul 11.00 WIB.

Note: KIPMA adalah singkatan dari Koperasi Ibu Profesional Mandiri. Sebuah komponen di Komunitas Ibu Profesional yang berfokus pada pengembangan minat ibu atau calon ibu di bidang kewirausahaan dan koperasi.

Pengalaman Bubun Dian Menjadi Pemimpin Komunitas

Sebelum loncat ke pembahasan, Aku mau bocorin sedikit tentang profil dari Bubun Dian.

psikologi orang sensitif


FYI, Bubun Dian tinggal bersama keluarga kecilnya di Malaysia. Nah ketika menjalani peran sebagai ibu, Bubun Dian merasa perlu untuk meningkatkan kapasitas dirinya. Sehingga doi bergabung dengan Ibu Profesional Asia dan menjalani perkuliahan di Institut Ibu Profesional.

Bubun Dian mengakui bahwa doi tuh jarang banget jadi ketua organisasi atau komunitas. Baik itu ketika sekolah atau pun ketika menjadi mahasiswa. Bubun Dian belum merasa tertarik untuk menjadi pimpinan organisasi di tempatnya bertumbuh.

Kampung Komunitas Ibu Profesional menjadi wadahnya untuk belajar memimpin, disamping perannya sebagai istri dan ibu dari satu orang putri.

Awalnya Bubun Dian mengambil peran sebagai Ketua Rumah Belajar Literasi di Kampung Komunitas IP Asia. Setelah berhasil mengambil peran di playground tersebut, Bubun Dian ditawari oleh leader IP Asia untuk menjadi Ketua Kampung Komunitas di regionalnya.

Awalnya doi bingung kenapa dirinya yang dipilih. Tapi kemudian doi di-encourage bahwa dirinya berkapasitas dan dinilai mampu untuk memimpin teman-teman untuk berkembang. Wihhh. Ngeri-ngeri sedap ya Sobi. Ok Next..

IP Asia itu mencakup seluruh negara di kawasan Asia dan Timur Tengah. Beberapa yang Aku tahu ada member yang tinggal di Jepang, Malaysia, Singapura, Taiwan, Korea, China, Mesir, Arab Saudi, dan sebagainya.

Perbedaan waktu jadi salah saru hal yang menantang buat IP Asia.Coba deh Sobi bayangin aja, gimana cara mereka mencari waktu untuk bisa kumpul bareng di tengah perbedaan waktu? Kita-kita aja yang jaraknya mungkin nggak sampe 10 km, ngepasin untuk main barengnya agak sulit.

Nah, dari background yang sudah Aku sampaikan di atas, ada beberapa poin akan Aku highlight.

Apa resep bahagia Mbak Dian ketika jadi ketua Kakom?

Supaya bisa maksimal berkontribusi di kepengurusan, Bubun Dian meresepkan caranya berbahagia dengan berkomunitas.

Bahagia itu nggak bisa digantungkan kepada orang lain, tapi kitalah yang bertanggung-jawab untuk menciptakannya. Jadi bisa dibilang resep bahagia setiap orang itu berbeda. Tergantung gimana cara mereka memaknai arti bahagia itu sendiri.

Bubun Dian bilang kalau seharusnya kita bahagia dengan peran yang kita pilih. Karena dengan begitu, obstacle atau apapun tantangan yang ada di hadapan bisa dilalui. Meskipun dengan terseok-seok.

Tanyakan pada diri sendiri, apakah kita sudah bahagia dengan peran yang kita jalani saat ini?

Cara untuk mengetahui apakah kita sudah bahagia atau belum adalah dengan merasakannya. Ketika kita melakukannya, apakah kita lebih banyak mager (males gerak), banyak mengeluh, banyak alasan, dan rangkaian sikap yang mencerminkan bahwa kita kurang antusias dengan peran tersebut.

Bubun Dian juga mencontohkan satu hal yang kerap kali muncul dalam sebuah komunitas yang isinya didominasi oleh ibu-ibu, apakah Sobi bisa menebak?Yup, Baper alias bawa perasaan. Baper itu lebih merujuk kepada sikap yang mudah tersinggung. Segala sesuatunya dimaknai secara mendalam dan terbawa sampai ke hati paling dalam.

Ketika jadi pengurus di sebuah komunitas, kita nggak bisa menghindari kemungkinan akan berkonflik. Karena itu adalah hal yang lazim ada dan seharusnya ada dalam dinamika kelompok.

Yang paling sering terjadi adalah karena punya kacamata yang berbeda terhadap suatu hal. Sehingga kalau tidak segera diatasi akan berujung pada konflik yang akan mengancam keharmonisan antar anggota komunitas.

Menurut Bubun Dian, kita boleh kok baper. Tapi bentar aja bapernya. Jangan sampai kebaperan itu membawa kita pada kondisi yang kontraproduktif seperti ogah-ogahan ketika menjalani aktifitas di komunitas, mager kalau diminta jadi PJ, ikut jadi silent reader karena anggota lain kurang antusias ketika diajak ‘main bareng’ di komunitas, dan sebagainya.

Contohnya dalam kondisi ada anggota yang memilih jadi silent reader ketika di WAG atau nggak datang acara komunitas, kita boleh merasa kecewa karena itu hal yang wajar. Tapi jangan berlarut-larut.

Jangan terlalu tenggelam dengan kebaperan itu. Pikirkan secara logika, apa masalah yang sebenarnya terjadi dengan mereka? Mengapa banyak member yang nggak hadir?

Nah, baru ketika kita tahu masalahnya, kita bisa mencari solusi terbaik. Jangan lupa untuk selalu ber-khusnudzon, mungkin member sedang berhalangan atau sakit.

Sebetulnya disinilah komunikasi cukup berperan dalam menjadikan segala sesuatunya jelas dan bisa terukur. Nggak cuma asumsi atau katanya katanya.

So, singkirkan dulu kebaperan yang melanda. Karena menjadi pemimpin itu melatih kita untuk berpikir cara baru, berpikir solusi terbaik dari setiap masalah.

Kudu jadi temennya Bu Tejo dulu kali ya biar satu frekuensi. Berpikir solusi.

Gimana kalau dalam menjalani peran nggak dapat dukungan dari circle terdekat atau team?

Kalau konteksnya adalah keluarga (dalam hal ini nggak dapet restu suami), lebih baik kita menepi dulu. Nggak apa-apa kok untuk rehat sejenak.

Karena menurut Bubun Dian, restu dari suami itu adalah hal yang paling utama. Kita perlu atur prioritas. Bedakan mana tuntutan yang wajib kita tunaikan atau tuntutan yang nggak wajib kita tunaikan. Inget, obstacle itu dijalani aja. Siapatau di persimpangan ada jalan yang lebih baik untuk kita tempuh.

Kalau konteksnya adalah team aka support system dalam komunitas, maka kita perlu memperjelas dulu iklim seperti apa yang ingin dibangun dalam komunitas itu.

Bubun Dian jadi teringat dengan visi dan misi dari leader IP Asia yang dahulu melamar doi jadi Ketua Kampung Komunitas. Sebut saja namanya Mbak Indri.

Sebelum menjabat, Mbak Indri memaparkan rencana atau visi dan misi untuk IP Asia. Di situ juga Mbak Indri menyampaikan iklim seperti apa yang mau dibangun dalam tampuk kepengurusan.

Komunikasi yang jujur dan asertif jadi salah satu kunci yang digagas untuk mengurangi konfrontasi atau miskomunikasi dalam organisasi.

Ketika merasa lelah, sampaikan saja. Intinya jangan segan untuk mengkomunikasikan itu kepada yang berwenang. Karena pada akhirnya komunikasi itu jadi jalan ninja ketika berkomunitas.

Ketika Bubun Dian mengambil peran di kampung komunitas, sudah tertanam mindset untuk berkomunitas dengan sungguh-sungguh, sebaik-baiknya. Pun ketika menjadi leader, siapkan telinga untuk mendengarkan orang lain. Karena kita berkomunitas membawa kepentingan banyak orang.

Bubun Dian juga menambahkan satu kalimat pamungkas, ini sih yang bikin geleng-geleng dan jadi mind blowing. Your happines is number one. Kalo kita merasa berbeda (kacamata), nggak apa apa kok melipir dulu. Nggak ada masalah atau tidak ada yang salah. Bedakan mana asumsi dan mana fakta. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kesalahpahaman. Chill aja!

Seperti apa dream team-nya Bubun Dian?

Pengalaman adalah guru berharga. Maka pengalaman belajarnya dengan Mbak Indri, Sekreg IP Asia yang saat itu menjabat lumayan membekas pada persepsinya terhadap ‘dream team’ yang ingin dibangun.

Apa yang Mbak Indri sampaikan yaitu sebagai pemimpin, kita harus punya visi dan misi. Ada sesuatu yang kita bawa untuk membangun regional (IP Asia). Dan itu harus dikomunikasikan kepada anggota kita. Maka dengan begitu, kita akan lebih mudah menyamakan persepsi karena kita memakai kacamata yang sama.

Sebagai pemimpin, kita juga perlu hadir sebagai seorang teman yg bertugas untuk jadi fasilitator. Jadi, Bubun Dian pengen jadi pemimpin yang bisa memfasilitasi teman-temannya berkembang Sobi.

Selain itu, kita perlu paham gaya berkomunikasi masing-masing member. Karena setiap orang itu kan unik yaa. Ada yang berkobar semangatnya, yang ‘entar aja deh’, yang suka basa basi dulu, dan sebagainya. Cara kita berkomunikasi perlu diasah untuk jadi seorang pemimpin dan meciptakan dream team.


Seperti apa membangun bonding dengan team yang jarak dan waktunya berbeda-beda?

Bubun Dian mengakui kalau Ibu-ibu tuh kalau kopdar energinya beda.Tantangan banget sebenarnya untuk membangun bonding karena jarak dan waktu yang memisahkan. Eaa

Sebelum covid, bondingnya cuma di WAG aja. Nah, ketika pandemi datang, zoom bertebaran dimana-mana. Akhirnya IP Asia bikin kegiatan tatap muka.

Pas di WAG kan jarang-jarang ngirim pesan suara (VN). Tentu beda vibesnya dibanding tatap muka secara langsung. Memanfaatkan momen, IP Asiia berinisiatif untuk punya zoom sendiri karena….. butuh ketemuan. Hehe

IP Asia rutin mengadakan pertemuan pengurus 2 kali dalam sebulan. Agendanya cerita apa masalah yang terjadi di komponen masing-masing dan berusaha untuk cari solusinya.

Lewat pertemuan itu ada hal positif yang bisa dibawa pulang dan jadi bahan bakar untuk semangat membangun dream team.
 

Apa pesan untuk teman-teman yg berlum gabung atau belum ambil peran?

Bubun Dian bilang “Jangan takut untuk mengambul peran dan cari support system yang tepat.” Ketika kita sudah dapat support system yang tepat dalam menjalani peran (suami,anak, atau teman-teman pengurus),maka jalannya akan semakin mudah.

Jangan lupa bahagia ketika menjalani peran dan jangan memaksa diri kalau memang lelah. Lelah itu wajar, nggak apa-apa kok kita berhenti sebentar.

Sesungguhnya ada banyak hal menarik, luar biasa, dan hal indah ketika ambil peran menjadi pengurus komunitas.

Waaah panjang juga ya Sobi rangkumanku hoho. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari sini.

Kemudian, Aku mau menyinggung sedikit soal “kebaperan” yang Aku tulis di atas, apa ada hubungannya dengan HSP. Eh apaan itu HSP ?

highly sensitive artinya

Apa itu HSP ?

Sebelumnya, Aku sempat menulis tentang HSP di artikelku Cara Meluluhkan Hati Wanita..

HSP itu orang yang mudah baper atau bukan?
Setelah membaca dari berbagai referensi, Aku ingin meluruskan bahwa orang yang sensitif maknanya nggak selalu sama dengan orang yang baper.

Baper merujuk pada orang-orang yang mudah tersinggung. Julukan ini sendiri diberikan sebagai asumsi terhadap orang-orang yang reaktif secara emosional.

Sedangkan, sensitif merujuk pada respon seseorang terhadap stimulus tertentu. Stimulus tersebut dapat berupa sensasi yang berpengaruh terhadap panca indra, seperti cahaya, suara, dan bau; respon terhadap agen atau pengaruh eksternal, seperti teman dan keluarga; serta sensibilitas emosional, seperti perasaan senang dan sedih.

Nah, orang-orang yang sangat sensitif terhadap stimulus-stimulus tersebut dapat disebut sebagai Highly Sensitive Person..

Keunikan HSP

hsp test online gratis

Highly Sensitive Person (HSP) itu mudah memperhatikan perasaan orang-orang di sekitarnya. Ia selalu berusaha untuk jadi pendengar yang baik, menyerap energi yang dirasakan lawan bicaranya. Ini bisa jadi dua sisi mata koin. Kalau nggak disikapi dengan baik, bisa jadi potensi akumulasi emosi negatif yang berujung pada depresi.

HSP diidentikan dengan seseorang yang memiliki empati dan tingkat conscientiousness yang tinggi. Karena itu tadi, HSP mudah merasakan apa yang orang lain rasakan.

Ia juga memproses segala sesuatu ke level yang lebih dalam. Otak HSP bekerja dengan cara menghubungkan pengalaman-pengalaman yang pernah terjadi ke masa kini untuk memecahkan permasalahan baru. Hal ini pula yang menyebabkan HSP menjadi sosok yang intuitif.

Gimana Cara Mengatasi HSP ?

Dalam konteks sebagai pemimpin, kita perlu menyikapi orang HSP dengan memfasilitasi kelebihan atau potensinya dibanding kekurangannya.

Memang tantangan banget untuk ada pada level ini. Karena HSP itu cenderung gampang larut dalam kesedihannya. Kalau kita sebagai pemimpin nggak bisa menempatkan diri ketika dirinya sedang terpuruk dalam penyesalan atau kesalahan yang diperbuatnya, bakalan berabe juga.

contoh kepribadian sensitif
Berikut 3 cara sederhana yang sudah dan sedang Aku terapkan untuk memahami seorang HSP.

  • Jangan menyudutkan, dengarkan pendapat dan perasaannya.

HSP itu reaktif terhadap stimulus seperti perkataan yang menyakitkan atau menyentuh hati. Jadi kudu pintar bermain kata-kata. Pastikan nggak ada niatan kita untuk mengungkit kesalahannya. Serta jauhkan asumsi yang makin membuat mereka “overthinking”, dengarkan aja apa pendapat atau perasaannya terhadap suatu masalah. Kalau doi nggak minta dikasih saran atau nasihat, jangan deh mendingan.

  • Ngobrol dari hati ke hati dengannya.

HSP itu kan tipikal yang detail dan berpikir secara mendalam yaa. Jadi, nggak salah kok kalau kita ambil waktu untuk deep talk dengannya. Itu sama sekali nggak membuang waktu, malah melatih intuisinya untuk bekerja.

  • Encourage dia, Besarkan hatinya kalau berbuat kesalahan.

Nah ini…lebih baik puji progress atau hasil pekerjaannya. Jangan nambajin pikirannya dengan mengkritik secara pedas dan membuatnya terus merasa bersalah.

Semoga ada hal yang bisa kita ambil ya Sobi dari sharing pengalaman Bubun Dian ketika memimpin komunitas dan sedikit tips mengatasi HSP. Hehe

Referensi

Satu Persen
KIPMA Yogyakarta

Related Posts

10 comments

  1. Menjadi leader itu nggak mudah memang. Kalau yang gampang "baper" kayak aku ini kayaknya susah dijadiin leader. hihi

    ReplyDelete
  2. Terima kasih sharingnya mba, jadi tahu nih ttg HSP dan bagaimana sebaiknya menangani co-work yg HSP ini. Bisa jig kuterapkan di lingk kerjaku..

    ReplyDelete
  3. MasyaAlloh mba Okta, sangaat bermanfaat sharing dan ilmunya ini, apalagi ttg kebaperan dan kesensitifan, yg memang sering menyerang makhluk bernama perempuan ini, hihihi. Jazaakillah khoir mba Okta

    ReplyDelete
  4. Jazakillah Khoir mba Okta, lama nian kita gak bertemu ya, wah jadi tau istilah HSP termyata banyak terjadi di lingkungan sendiri bahkan pribadi

    ReplyDelete
  5. Jadi pemimpin sebuah organisasi atau komunitas memang jadi tantangan tersendiri ya harus bisa merangkul para anggota yang berbeda kepribadian dan latar belakangnya agar tetap nyaman si dalam komunitas kita

    ReplyDelete
  6. Terima kasih sharingnya mbak.
    Wah jadi nambah ilmu lagi.
    Baru tau kalau istilah untuk orang baper adalah HSP.

    ReplyDelete
  7. Aku baru tahu kalo Ibu Profesional itu mencapai negara di ASIA ini.
    Menjadi leader memang tidak mudah, terutama harus siap merangkul setiap member dengan kebutuhan dan kepribadian yang tak sama.

    ReplyDelete
  8. Aaaaa keren mbaaak, kujadi ikut cari tau tentang hsp ini, nadi keinget di tim kami dulu ada yang bertipe ini

    ReplyDelete
  9. Hal yang terpenting memang adalah kebahagiaan kita. Dan aku sepakat. Bahwa kebahagiaan kita ya asalnya dari diri kita sendiri. Bukan orang lain. Nice, Kak.

    ReplyDelete
  10. Bener juga ya, jadi leader memang kudu melatih diri punya kesabaran ekstra. Kadang gemes juga liat orang yang baperan, ga ada apa2 aja udah sensi sendiri hehee... memang itu tantangannya sih ya

    ReplyDelete

Post a Comment