Konten [Tampil]
Di hari sabtu yang cerah ini Saya memulai hari untuk menulis. Bukan menulis blog, tapi lebih tepatnya menulis ucapan selamat untuk resepsi pernikahan teman. Kemudian menulis deskripsi singkat untuk konten majalah komunitas. Lah kok nggak buat konten blog? Welcome to the jungle dunia blogger.
Jujurly, Saya masih belum maksimal dalam merencanakan sebuah konten blog. Padahal sudah riset kata kunci dan cari tema per minggu. Pada akhirnya nggak jadi menulis karena idenya sudah melayang entah kemana.
Mungkin begini nasib blogger pemula. Ingin ini ingin itu banyak sekali. Tapi eksekusinya begini. 👎
Qodarullah, seminggu ini Saya merasa kelelahan dengan aktifitas online. Sehingga tecetuslah sebuah ide dari Pak Suami untuk ‘rehat’ sejenak dari perhelatan online.
Kemarin, tepatnya hari Jum’at siang, Pak Suami mengajak Saya untuk berendam di kolam air panas. Jaraknya lumayan jauh kalau dari rumah. Kira-kira butuh satu jam untuk sampai di lokasi.
Sebenarnya puas banget berendam di kolam air panasnya dan berenang beberapa putaran di kolam air dinginnya. Badan jadi bugar dan fresh. Pikiran jadi enteng nggak seperti sebelumnya. Ehe.
Ada secercah ide setelah bersenang-senang dan melepas penat seharian penuh. Rasanya lebih siap untuk menatap hari dan mulai berhadapan dengan deadline yang sudah menunggu di depan mata.
Lah jadi tjurhat. Back to the topic!
Termasuk menulis di blog. Menulis adalah media merefleksikan diri lewat tulisan. Dopamin Saya adalah menulis. Kebayang nggak sih? Sebagai perempuan yang punya banyak benang kusut di kepala, Saya perlu mengurai satu per satu hal. Agar otak bisa bekerja sebagaimana mestinya.
Jadi, wajar aja kalau pada prosesnya akan ada naik turun, inhale exhale, semangat atau futur dalam menulis di blog. Apalagi seorang blogger itu nggak bisa asal nulis aja. Ada kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan sebelum artikel publish.
Apa aja sih alasan yang bikin Saya as a blogger ini jadi nggak semangat buat menulis?
Alasannya bakal Saya rangkum berdasarkan pengalaman dan sepengamatan Saya aja yaa. Sobi boleh banget komen buat nambahin alasannya. Hoho
Jadi mumet sendiri. Kalau udah burn out, jadi mamak singa deh, haha.
Makanya Saya lebih suka bekerja sendiri. Karena ekspektasinya hanya ke diri sendiri. Nggak terlalu makan hati. Tapi….itu semua tidak berlangsung lama. Semuanya berubah ketikanegara api menyerang berkomuntias.
Saya jadi suka belajar dan bekerja dengan orang lain ketika berkomunitas. Endorfin Saya jauh lebih turah-turah jumlahnya ketika bekerja dengan orang lain. Catatannya adalah bekerja dengan orang yang punya value yang sama.
Kalau mengutip kata seorang influencer,
Nah, mbleber kan bahasannya, hehe.
Kalau kayak gitu terus, nggak bakal maju-maju. Yakin deh. Yang ada kita malah ninggalin blog jadi sarang laba-laba. Karena udah overthinking duluan dan mengharap tulisan yang sempurna.
Atau gini. Pernah nggak Sobi merasa setelah menulis dan membaca kembali isi tulisan, langsung bergumam:
Hmm..kok gini yaa tulisanku? Kayaknya ada yang kurang deh. Aduh, hapus lagi ajalah!
Habis itu ditinggal deh tulisannya padahal belum selesai. Duh itu Aku banget.
Kalau kata Coach Ririt sih, proses menulis itu ada dua. Menulis yang pertama itu pakai hati. Nah, proses menulis yang kedua pakai otak.
Oiya, menunda sama malas itu beda lho ya.
Menunda adalah proses aktif. Maksudnya kita memilih untuk melakukan sesuatu yang lain dibandingkan tugas yang harus kita lakukan.
Kalau dulu Saya nggak paham cara menyiasatinya. Tapi setelah mengenal konsep free writing, Saya jadi nggak ada alasan untuk nggak menulis.
Bedanya, Saya menulis untuk diri sendiri dulu. Menuntaskan emosi yang masih bergemuruh di hati. Nah, kalau udah stabil, Saya bakalan nulis di blog.
Seringnya, apa yang bikin nggak mood itu jadi bahan buat tulisan di blog. Enaknya yaa itu sih. Jadi nggak ada alasan buat nggak menulis di blog. Minimal ada satu tulisan per bulannya. Eh tapi kalau satu mah kebangetan ya.
Saya meyakini kalau kita dibekali kemampuan untuk mengelola waktu. 24 jam sehari masih cukuplah buat menulis di blog. Perihal distraksi, bisa disiasati dan dikondisikan. Jangan sampai diperbudak olehnya. Kita bisa mengkondisikan lingkungan dan waktu kerja yang sesuai dengan keinginan kita kok.
No more excuse!
Saya ada beberapa tips dari hasil sharing dengan Mbak Aya (My mentor) dan beberapa sudah pernah Saya praktekan di keseharian Saya. Cuss yuk!
Kita perlu sadar bahwa apa yang kita lakukan ada tujuannya dan kita paham konsekuensi logis dari hal tersebut.
Ketika hati dan pikiran kita sejalan, apa yang kita ucapkan dan perbuat menjadi lebih punya energi.
Sadari dampak buruk atau konsekuensi dari setiap penundaan yang kita lakukan. Apakah penundaan itu akan punya efek terhadap tujuan kita pribadi, keluarga, atau circle yang kita bangun atau terlibat di dalamnya?
Jangan sampai nih, kita nggak punya kendali atas hati dan pikiran. Tahu apa akibatnya?kita jadi mudah dikendalikan oleh hawa nafsu. Ini juga jadi jalan syaitan untuk membisikkan keburukan dan hal-hal nggak produktif lainnya.
Kita perlu menyadari bahwa apa yang kita lakukan bukan semata karena terpaksa (misal karena tugas atau deadline), tapi kita ingin melakukannya. Dan apabila kita nggak mengindahkan hal itu bakalan berdampak buruk pada tujuan akhir kita.
Sesuatu yang dijalani dengan sungguh-sungguh, pasti menuai hasil yang sepadan. Allah nggak tidur kok. Kalau kita mau ikhtiar membesarkan blog kita, Allah pasti bakalan bantu.
Kita nggak perlu mikirin gimana hasilnya, yang penting udah usaha. Misal ya, kita mau optimasi blog dengan SEO on Page. Yaudah, kita maksimalin aja usaha kita untuk menulis yang SEO friendly. Updates terus perkembangan SEO dan bergabung dengan komunitas blog biar nggak ketinggalan info terbaru seputar dunia blogger.
Tuntaskan apa yang sudah kita mulai. Jangan menghindari setiap tantangan yang datang.
Kita bisa buat blog planner yang unyu-unyu biar semangat nge-blog. Buat perencanaan dan dikerjakan. Jangan sampai nggak dikerjakan ya hoho. #nampardirisendiri
Supaya lebih semangat, kita bisa merayakan setiap keberhasilan kecil dengan hal-hal sederhana.
Pastikan kita tidak melewatkan sensasi betapa nikmatnya menulis satu postingan blog dengan kaidah SEO friendly, mencari kata kunci, riset konten, memilih judul, dan membuat infografis yang menarik.
Semua itu perlu skill loh. Beda penulis dan blogging tuh.
Ngeblog itu kan nggak cuma menulis ya. Ketika ada kesempatan buat ngerjain sesuatu. Langsung eksekusi aja. Bisa riset keyword dulu, atau nulis outline, bikin infografisnya, atau baca referensi buat nulis artikel.
Pokoknya kalau sudah ada tugas yang berdatangan, segera diselesaikan. Jangan sampai numpuk di belakang. Pas udah deadline baru kelimpungan. Duh!
Tujuannya supaya kita nggak sering menunda pekerjaan yang jelas-jelas ada di depan mata kita. Usahanya yaa ikhtiar sedikit demi sedikit mengurangi gangguan seperti dentingan notifikasi di aplikasi instagram atau WA.
Hal ini bisa kita latih kok. Asal kita mau komitmen dulu nih untuk menyelesaikan tugas atau target kita. Dengan berlatih, kita terbiasa fokus menyelesaikan satu hal dalam satu waktu.
Sebenarnya ada cara lain yang mungkin lebih relate sama keadaan masing-masing dari kita. Karena kita perlu tahu dan menyadari dulu apa penyebab kita jadi mager menulis atau menunda menulis di blog.
Apakah karena mood lagi nggak karuan? Atau bingung nih mau nulis dari mana dulu? Kita bisa memakai solusi yang sesuai penyebab kita jadi nggak menulis di blog.
Well, itulah secuil kisah dunia blogger dari Saya yang masih newbie. Semoga ada faedah yang bisa ditangkap dari sharing kali ini.
Semangat Ngeblog!
Jujurly, Saya masih belum maksimal dalam merencanakan sebuah konten blog. Padahal sudah riset kata kunci dan cari tema per minggu. Pada akhirnya nggak jadi menulis karena idenya sudah melayang entah kemana.
Mungkin begini nasib blogger pemula. Ingin ini ingin itu banyak sekali. Tapi eksekusinya begini. 👎
Well, Saya menyadari ada banyak hal yang perlu dipelajari dari dunia blogger. Apalagi untuk Saya yang sudah menyatakan diri sebagai seorang personal blogger. Mau berlagak Pro tapi belum se-Pro itu. Haha
Di samping nge-blog, Saya punya aktivitas lain yang lumayan produktif yaitu menjadi pengurus komunitas. Karena komunitas itu geraknya dinamis banget, kadang ada waktu-waktu yang terpakai (waktu menulis blog) untuk mendahulukan kepentingan orang lain.
Di samping nge-blog, Saya punya aktivitas lain yang lumayan produktif yaitu menjadi pengurus komunitas. Karena komunitas itu geraknya dinamis banget, kadang ada waktu-waktu yang terpakai (waktu menulis blog) untuk mendahulukan kepentingan orang lain.
Jadi, Saya nggak ambis banget nulis sehari satu post. Kalau emang lagi pengen nulis ya nulis aja. Tapi Saya tetap punya target per bulannya.
Qodarullah, seminggu ini Saya merasa kelelahan dengan aktifitas online. Sehingga tecetuslah sebuah ide dari Pak Suami untuk ‘rehat’ sejenak dari perhelatan online.
Kemarin, tepatnya hari Jum’at siang, Pak Suami mengajak Saya untuk berendam di kolam air panas. Jaraknya lumayan jauh kalau dari rumah. Kira-kira butuh satu jam untuk sampai di lokasi.
Sebenarnya puas banget berendam di kolam air panasnya dan berenang beberapa putaran di kolam air dinginnya. Badan jadi bugar dan fresh. Pikiran jadi enteng nggak seperti sebelumnya. Ehe.
Ada secercah ide setelah bersenang-senang dan melepas penat seharian penuh. Rasanya lebih siap untuk menatap hari dan mulai berhadapan dengan deadline yang sudah menunggu di depan mata.
Lah jadi tjurhat. Back to the topic!
Me vs Dunia Blogger
Saya menyadari kalau refreshing itu perlu. Nggak perlu sampai ke tempat wisata, yang penting ada kegiatan yang membuat hormon dopamin dan endorfin kita meningkat. Jadi kita nggak terlalu memfokuskan diri ke hal-hal yang bikin stress kita melonjak.Termasuk menulis di blog. Menulis adalah media merefleksikan diri lewat tulisan. Dopamin Saya adalah menulis. Kebayang nggak sih? Sebagai perempuan yang punya banyak benang kusut di kepala, Saya perlu mengurai satu per satu hal. Agar otak bisa bekerja sebagaimana mestinya.
Nah, apa jadinya kalau Saya sebagai blogger males menulis. Apa nggak makin konslet isi kepala?Haha.
Selama ini Saya biasa menulis di notes ponsel, Instagram post/reels, google dokumen, atau menulis di WA story.
Selama ini Saya biasa menulis di notes ponsel, Instagram post/reels, google dokumen, atau menulis di WA story.
Saya menyadari bahwa menulis di blog membuat pikiran dan hati Saya lega. Karena nggak ada limit kata. Mau nulis sampai puluhan ribu kata masih bisa. Unlimited pokoknya. Ini yang bikin Saya masih bertahan menulis di blog.
Tapi..setelah Saya merenungi kembali apa BIG WHY menulis di blog. Kayaknya naif banget kalau nggak ada tujuan yang pasti. So, nge-blog bukan sekedar menulis tjurhatan aja. Saya pengeeeen banget apa yang Saya tuliskan ini ada manfaatnya buat Sobi.
Yang Saya sadari, manfaat tulisan ini nggak bakal sampai ke pembaca setia Saya kalau nggak dioptimasi sesuai kemauan mesin pencari (red: google). Makanya sampai saat ini Saya belum hengkang dari kelas Blogspedia besutan Coach Ririt. Supaya tetap update dengan perkembangan blog dan mencari kawan senasib sepengangguran.
Semoga ketika kelas Blogspedia selesai, Saya makin semangat buat menulis di blog. Nggak cuma menulis karena ada tugas aja. Tapi Saya menulis karena itu sudah menjadi kebutuhan Saya dengan hormon dopamin dan endorfin (tanggung, tambah oksitoksin juga deh) wkwk. Blogger nggak boleh mager!
Intinya setiap peran yang kita jalani di dunia ini pasti ada ujiannya. Mau jadi dokter, dosen, tukang bakso, tukang sapu jalanan, termasuk Saya sebagai blogger. Nggak ada tuh orang yang bebas atau nggak punya ujian di dunia.
Tapi..setelah Saya merenungi kembali apa BIG WHY menulis di blog. Kayaknya naif banget kalau nggak ada tujuan yang pasti. So, nge-blog bukan sekedar menulis tjurhatan aja. Saya pengeeeen banget apa yang Saya tuliskan ini ada manfaatnya buat Sobi.
Yang Saya sadari, manfaat tulisan ini nggak bakal sampai ke pembaca setia Saya kalau nggak dioptimasi sesuai kemauan mesin pencari (red: google). Makanya sampai saat ini Saya belum hengkang dari kelas Blogspedia besutan Coach Ririt. Supaya tetap update dengan perkembangan blog dan mencari kawan senasib
Semoga ketika kelas Blogspedia selesai, Saya makin semangat buat menulis di blog. Nggak cuma menulis karena ada tugas aja. Tapi Saya menulis karena itu sudah menjadi kebutuhan Saya dengan hormon dopamin dan endorfin (tanggung, tambah oksitoksin juga deh) wkwk. Blogger nggak boleh mager!
Alasan Nggak Semangat Nulis Blog
Dalam perjalanan menjadi newbie blogger, Saya menyadari ada banyak halang rintang dan ujian yang kalau disebutkan satu per satu bakalan jadi novel best seller,hihi.Intinya setiap peran yang kita jalani di dunia ini pasti ada ujiannya. Mau jadi dokter, dosen, tukang bakso, tukang sapu jalanan, termasuk Saya sebagai blogger. Nggak ada tuh orang yang bebas atau nggak punya ujian di dunia.
Jadi, wajar aja kalau pada prosesnya akan ada naik turun, inhale exhale, semangat atau futur dalam menulis di blog. Apalagi seorang blogger itu nggak bisa asal nulis aja. Ada kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan sebelum artikel publish.
Apa aja sih alasan yang bikin Saya as a blogger ini jadi nggak semangat buat menulis?
Alasannya bakal Saya rangkum berdasarkan pengalaman dan sepengamatan Saya aja yaa. Sobi boleh banget komen buat nambahin alasannya. Hoho
1. Kebanyakan Mikir alias Perfeksionis
Saya termasuk orang yang perfeksionis. Meksipun kadarnya sudah berkurang dari pada yang dulu. Kalau sudah merencanakan sesuatu itu sangat detail dan kepikiran perintilan-perintilannya.Jadi mumet sendiri. Kalau udah burn out, jadi mamak singa deh, haha.
Makanya Saya lebih suka bekerja sendiri. Karena ekspektasinya hanya ke diri sendiri. Nggak terlalu makan hati. Tapi….itu semua tidak berlangsung lama. Semuanya berubah ketika
Saya jadi suka belajar dan bekerja dengan orang lain ketika berkomunitas. Endorfin Saya jauh lebih turah-turah jumlahnya ketika bekerja dengan orang lain. Catatannya adalah bekerja dengan orang yang punya value yang sama.
Kalau mengutip kata seorang influencer,
Jaman sekarang kalau mau berhasil perlu kolaborasi. Nggak bisa sendirian.Maka penting sih ya buat kumpul sama orang yang punya arah atau tujuan yang sama. Biar booster semangatnya ada. Jadi mudah re-charge kalau semangatnya lagi drop atau lesu.
Nah, mbleber kan bahasannya, hehe.
Pernah nggak sih Sobi terlalu fokus untuk memperindah diksi atau tulisan dan pada akhirnya malah nggak jadi tulisannya?
Kita jadi terlalu memikirkan apa kata orang dan pengen menampilkan karya terbaik. Nggak pede buat mem-publish karya tulisan kita.
Kita jadi terlalu memikirkan apa kata orang dan pengen menampilkan karya terbaik. Nggak pede buat mem-publish karya tulisan kita.
Kalau kayak gitu terus, nggak bakal maju-maju. Yakin deh. Yang ada kita malah ninggalin blog jadi sarang laba-laba. Karena udah overthinking duluan dan mengharap tulisan yang sempurna.
Atau gini. Pernah nggak Sobi merasa setelah menulis dan membaca kembali isi tulisan, langsung bergumam:
Hmm..kok gini yaa tulisanku? Kayaknya ada yang kurang deh. Aduh, hapus lagi ajalah!
Habis itu ditinggal deh tulisannya padahal belum selesai. Duh itu Aku banget.
Kalau kata Coach Ririt sih, proses menulis itu ada dua. Menulis yang pertama itu pakai hati. Nah, proses menulis yang kedua pakai otak.
Jadi kita nggak boleh tuh menulis sambil ngedit tulisan. Kalau kayak gitu, kurang efektif. Dan tulisannya juga jadi nggak ngalir (dah kayak air aja).
Nah, prosesnya kadang nggak ujug-ujug sampai di situ. Kalau nggak langsung dieksekusi, jadi basi deh idenya. Terus nggak jadi nulis lagi huft.
Biasanya hal itu terjadi karena tanggung lagi melakukan suatu hal. Terus di-ntar-ntarin dan pada akhirnya ditinggal beneran. Jadi lupa deh mau nulis apa.
2. Kebanyakan Nunda, Ntar Ntar Terus
Ketika dapet ide, secara otomatis ide itu akan langsung tersimpan di otak. Saya menyadari kapasitas otak Saya tidak begitu mumpuni untuk menampung sekelebat ide yang banyak bertebaran dalam pikiran. Akhirnya menulis ide di note ponsel jadi pilihan.Nah, prosesnya kadang nggak ujug-ujug sampai di situ. Kalau nggak langsung dieksekusi, jadi basi deh idenya. Terus nggak jadi nulis lagi huft.
Biasanya hal itu terjadi karena tanggung lagi melakukan suatu hal. Terus di-ntar-ntarin dan pada akhirnya ditinggal beneran. Jadi lupa deh mau nulis apa.
Oiya, menunda sama malas itu beda lho ya.
Menunda adalah proses aktif. Maksudnya kita memilih untuk melakukan sesuatu yang lain dibandingkan tugas yang harus kita lakukan.
Sebaliknya, kemalasan menunjukkan sikap apatis, tidak aktif, dan keengganan untuk bertindak.
Jika kita sering memelihara sifat menunda-nunda dalam jangka waktu yang lama, kita dapat kehilangan arah hidup. Lebih serint kecewa dengan amanah-amanah yang kita emban. Pada kasus yang ekstrim, bisa jadi penyebab depresi.
Dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa menunda-nunda itu bisa membuat manusia 'bangkrut'.
Jika kita sering memelihara sifat menunda-nunda dalam jangka waktu yang lama, kita dapat kehilangan arah hidup. Lebih serint kecewa dengan amanah-amanah yang kita emban. Pada kasus yang ekstrim, bisa jadi penyebab depresi.
Dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa menunda-nunda itu bisa membuat manusia 'bangkrut'.
3. Nggak Mood Nulis
Sebagai orang yang suka menulis, Saya juga pernah mengalami situasi nggak mood menulis atau writer's block. Alasannya karena lagi nggak mood aja.Kalau dulu Saya nggak paham cara menyiasatinya. Tapi setelah mengenal konsep free writing, Saya jadi nggak ada alasan untuk nggak menulis.
Bedanya, Saya menulis untuk diri sendiri dulu. Menuntaskan emosi yang masih bergemuruh di hati. Nah, kalau udah stabil, Saya bakalan nulis di blog.
Seringnya, apa yang bikin nggak mood itu jadi bahan buat tulisan di blog. Enaknya yaa itu sih. Jadi nggak ada alasan buat nggak menulis di blog. Minimal ada satu tulisan per bulannya. Eh tapi kalau satu mah kebangetan ya.
4. Distraksi
Ini sih yang paling sering bikin Saya nggak jadi nulis di blog. Distraksi dari denting notifikasi media sosial dan pekerjaan rumah.Saya meyakini kalau kita dibekali kemampuan untuk mengelola waktu. 24 jam sehari masih cukuplah buat menulis di blog. Perihal distraksi, bisa disiasati dan dikondisikan. Jangan sampai diperbudak olehnya. Kita bisa mengkondisikan lingkungan dan waktu kerja yang sesuai dengan keinginan kita kok.
No more excuse!
Tips Anti Menunda Untuk Blogger
Nah, dari sekian banyak alasan itu. Yang paling sering Saya alami adalah menunda untuk menulis blog. Saya perlu untuk mengurangi habit buruk itu supaya nggak kebanyakan alasan untuk nggak menulis di blog.Saya ada beberapa tips dari hasil sharing dengan Mbak Aya (My mentor) dan beberapa sudah pernah Saya praktekan di keseharian Saya. Cuss yuk!
Kendalikan Hati dan Pikiran
Untuk tips yang pertama ini agak berat. Karena kita perlu hadir secara penuh dan utuh ketika sedang melakukan suatu hal. Atau istilah kerennya mindful.Kita perlu sadar bahwa apa yang kita lakukan ada tujuannya dan kita paham konsekuensi logis dari hal tersebut.
Ketika hati dan pikiran kita sejalan, apa yang kita ucapkan dan perbuat menjadi lebih punya energi.
Sadari dampak buruk atau konsekuensi dari setiap penundaan yang kita lakukan. Apakah penundaan itu akan punya efek terhadap tujuan kita pribadi, keluarga, atau circle yang kita bangun atau terlibat di dalamnya?
Jangan sampai nih, kita nggak punya kendali atas hati dan pikiran. Tahu apa akibatnya?kita jadi mudah dikendalikan oleh hawa nafsu. Ini juga jadi jalan syaitan untuk membisikkan keburukan dan hal-hal nggak produktif lainnya.
Kita perlu menyadari bahwa apa yang kita lakukan bukan semata karena terpaksa (misal karena tugas atau deadline), tapi kita ingin melakukannya. Dan apabila kita nggak mengindahkan hal itu bakalan berdampak buruk pada tujuan akhir kita.
Komitmen dan Konsistensi
Komitmen dan konsistensi itu pasti selalu ada ujiannya. Termasuk dalam menulis blog. Kita perlu banget nih komit terhadap apa yang sudah kita katakan di awal. Jangan sampai kemakan omongan sendiri.Sesuatu yang dijalani dengan sungguh-sungguh, pasti menuai hasil yang sepadan. Allah nggak tidur kok. Kalau kita mau ikhtiar membesarkan blog kita, Allah pasti bakalan bantu.
Kita nggak perlu mikirin gimana hasilnya, yang penting udah usaha. Misal ya, kita mau optimasi blog dengan SEO on Page. Yaudah, kita maksimalin aja usaha kita untuk menulis yang SEO friendly. Updates terus perkembangan SEO dan bergabung dengan komunitas blog biar nggak ketinggalan info terbaru seputar dunia blogger.
Tuntaskan apa yang sudah kita mulai. Jangan menghindari setiap tantangan yang datang.
Kita bisa buat blog planner yang unyu-unyu biar semangat nge-blog. Buat perencanaan dan dikerjakan. Jangan sampai nggak dikerjakan ya hoho. #nampardirisendiri
Supaya lebih semangat, kita bisa merayakan setiap keberhasilan kecil dengan hal-hal sederhana.
Pastikan kita tidak melewatkan sensasi betapa nikmatnya menulis satu postingan blog dengan kaidah SEO friendly, mencari kata kunci, riset konten, memilih judul, dan membuat infografis yang menarik.
Semua itu perlu skill loh. Beda penulis dan blogging tuh.
Jadi Tim Gercep
Nah, ini yang masih PR banget buat Saya. Kita perlu untuk bersegera ketika mendapat suatu ide atau tugas.Ngeblog itu kan nggak cuma menulis ya. Ketika ada kesempatan buat ngerjain sesuatu. Langsung eksekusi aja. Bisa riset keyword dulu, atau nulis outline, bikin infografisnya, atau baca referensi buat nulis artikel.
Pokoknya kalau sudah ada tugas yang berdatangan, segera diselesaikan. Jangan sampai numpuk di belakang. Pas udah deadline baru kelimpungan. Duh!
Meminimalisir Gangguan
Kalau cara ini cocok banget buat kita yang susah banget terpisah dari gadget. Kita bisa loh mengkondisikan diri lepas gadget alias nggak main medsos di jam-jam tertentu.Tujuannya supaya kita nggak sering menunda pekerjaan yang jelas-jelas ada di depan mata kita. Usahanya yaa ikhtiar sedikit demi sedikit mengurangi gangguan seperti dentingan notifikasi di aplikasi instagram atau WA.
Hal ini bisa kita latih kok. Asal kita mau komitmen dulu nih untuk menyelesaikan tugas atau target kita. Dengan berlatih, kita terbiasa fokus menyelesaikan satu hal dalam satu waktu.
Sebenarnya ada cara lain yang mungkin lebih relate sama keadaan masing-masing dari kita. Karena kita perlu tahu dan menyadari dulu apa penyebab kita jadi mager menulis atau menunda menulis di blog.
Apakah karena mood lagi nggak karuan? Atau bingung nih mau nulis dari mana dulu? Kita bisa memakai solusi yang sesuai penyebab kita jadi nggak menulis di blog.
Well, itulah secuil kisah dunia blogger dari Saya yang masih newbie. Semoga ada faedah yang bisa ditangkap dari sharing kali ini.
Semangat Ngeblog!
MasyaAllah, mantab mbak... Terima kasih sudah berbagi tulisan yang asyik dengan tips yang bermanfaat banget buat aku. Masih berusaha buat gercep niih..
ReplyDeleteAduh 4 poin alasan semangat ga nulisnya berasa nampar aku sekali, masih suka banget jadi tim deadline huhuhu
ReplyDeleteWaah, makasi udah ngingetin mbaa, diri ini masih kebiasaan nunda2 🥲
ReplyDeleteHarus move up jadi tim gercep nih 😎 semangatttt
cocok banget buat saya si tukang nunda, makasih mbak tipsnya :')
ReplyDeleteWahhh, bermanfaat. Mba boleh share dong apa manfaat menulis blog secara finansial?
ReplyDelete