oktaviawinarti.com

Pesona Candi Gedong Songo Semarang, Bikin Mata Tak Berkedip!

Konten [Tampil]
 
wisata Candi Gedong Songo

Intermezzo 

Saya termasuk orang yang nggak bisa kedip kalau lagi menikmati pemandangan alam. Termasuk Ketika menikmati pesona alam di candi gedong songo semarang. Saya jadi teringat terakhir kali main ke sana. Tepatnya waktu liburan awal tahun 2022.

Waktu itu bener-bener dadakan, nggak ada persiapan mau berkunjung ke candi gedong songo semarang. Karena rencananya Saya, Pak Suami, dan Adik ipar mau makan siang di daerah Jimbaran. Habis itu nggak kepikiran mau lanjut wisata alam.

Karena cuaca mendukung untuk piknik, Pak Suami keidean untuk ngajak main ke candi gedong songo semarang. Letaknya nggak terlalu jauh dari tempat kami makan siang. Jadilah, kelar makan kami besiap menuju kesana.

Sekitar 15 menitan nanjak dari tempat kami berangkat. Kami sampai di area wisata candi. FYI, Saya udah pernah kesini karena waktu itu pernah KKN dekat-dekat lokasi wisata. Sudah banyak yang berubah dari segi infrastruktur bangunan, parkiran, dan pastinya fasilitas yang lebih lengkap.

Baca Juga: Kolam Renang di Ungaran yang Nggak Bikin Mata Sakit

Touch Down di Candi Gedong Songo Semarang

Pertama-tama, kami masuk ke parkiran mobil. Parkirannya lumayan luas dan bisa milih juga. Saya memilih yang dekat sama loket pembayaran. Biar nggak capek-capek jalan kan hoho.

Kita hanya perlu mengeluarkan kocek Rp 10.000/orang untuk tiket domestik. Oiya, untuk turis mancanegara dikenakan tarif Rp 75.000/orang. Menurut Saya dengan tiket segitu masih worth it lah untuk wisata alam sekaligus wisata sejarah hehe.

Nah setelah membeli tiket untuk 4 orang (termasuk Arza), kami masuk ke Kawasan candi. 

Nggak lengkap kalau sudah sampai nggak mengabadikan momen. Saya dan adik ipar ber-swa-foto untuk menangkap wajah masing-masing yang berlatar belakang tulisan candi gedong songo.

candi gedong songo semarang


Setelah puas berfoto-foto disitu, ada beberapa orang yang mendekati kami. Oh ternyata itu adalah bapak-bapak dari kelompok sadar wisata (pokdarwis). Mereka menawarkan jasa naik kuda kepada setiap pelancong yang baru saja datang.

Waktu itu Saya menolak dengan halus dan masih ingin mencari-cari spot bermain yang pas untuk kami berempat. 

Itu adalah jalan-jalan pertama kami  di awal tahun. Arza juga masih perlu diawasi. Doi girang waktu masuk pelataran candi.So, kami jadi ekstra hati-hati. Takut doi nyelonong masuk candi. Haha

Setelah mencari tahu medan yang akan ditempuh untuk menelusuri setiap kompleks candi, kami berubah pikiran. Rencananya Saya dan Arza akan naik kuda untuk menempuh perjalanan menuju candi paling atas.

Kami ngobrol dengan salah satu bapak yang sedari tadi mengincar kami. Dari obrolan itu, kami dapat menyimpulkan bahwa bakalan ‘capek banget’ untuk menyusuri jalan menuju candi paling atas. 

Kalau udah biasa naik gunung, mungkin capeknya nggak seberapa. Ini karena bayangan emak-emak yang punya satu bocah aja jadinya kepikiran macem-macem. Terlebih kita baru kelar makan siang. Takut perutnya sundukan, orang jawa said wkwk.

Jadi kompleks candi itu tersebar di beberapa tempat. Dan jalanan menuju setiap kompeksnya lumayan jauh. Jadi kudu siaapin perbekalan kayak koyo/salon pas, balsam, dan minum. Karena jalan berbukit-bukit, naik-turun, dan kadang berbatu.

Baca Juga7 Tempat yang Bikin Kangen Tangerang Selatan

Pengalaman Pertama Kali Naik Kuda

Dari pada Saya mengalami gejala nyeri otot karena kelelahan berjalan naik turun bukit, lebih baik Saya ambil jalan tengahnya aja. Yup betul banget, naik kuda.

Biaya untuk menunggang kuda sebesar Rp 75.000 sampai dengan Rp 150.000  tergantung jarak yang ditempuh. Karena Saya baru pertama kali dan pengen lihat seluruh bangunan candi, jadi Saya ambil yang full area. Naik sampai candi paling atas dan balik lagi ke tempat awal.

Sejujurnya ini pertama kali juga Saya naik kuda. Berat badan kudanya 2 kali berat  badan Saya. So, kudanya masih terhitung kuat ngangkut beban. Alhamdulillah.

Awalnya Saya takut tuh karena setiap jalanan turun atau menanjak, badan Saya ikut gerakan si kuda. Ketakutan Saya waktu itu adalah jungkir balik atau terseret karena nggak bisa mengimbangi si kuda. Oiya, nama kudanya Putri. Cewek betina lho doi!wkwk


Setiap ada tanjakan, doi langsung ancang-ancang mau lari. Otomatis deg-degan dong Saya. Arza mah anteng-anteng aja karena nyaman. Nemplok bak anak kangguru di dada Saya.

Untungnya ada pawang kudanya yang mengarahkan si Putri supaya nggak asal seradag-serudug. Fiuh, deg-degan, memacu adrenalin banget.

Agak takut juga sebenarnya karena Saya pertama kali naik kuda sama Arza. Qodarullah, berkat gendongan SSC dari Nana Maxima, Saya nggak harap-harap cemas lagi. Ini nggak die-endorse loh ya. Ngerasa nyaman banget meskipun Saya lagi  pakai buat nunggang kuda sama toddler.

Baca JugaCucur, Kue Legendaris Indonesia

Pesona Alam dalam Perjalanan

Jalur menuju candi paling atas antara penunggang kuda dan pengunjung yang jalan biasa berbeda ternyata. Trek yang digunakan oleh penunggang kuda lumayan naik turun tapi jaraknya lebih dekat.

Saya dan Pak Suami terpisah beberapa saat. Duh kaya LDR-an aja. Haha

Balik lagi ke cerita naik kuda. Karena masih tegang banget, setiap si Putri menambah kecepatan jalannya, Saya berdoa sambil pegangan pelana kuda. Ada bapak instrukturnya juga sih yang jagain dan ngasih tau si Putri supaya selow aja jalannya.

Di perjalanan, kami melihat banyak flora khas hutan. Saya juga takjub banget melihat pemandangan di atas bukit yang sedang berkabut. Berasa ada di atas awan. 

sejarah candi gedong songo
Sumber foto: Celebrities.id


Kata bapak instruktur (Saya lupa Namanya, sebut saja begitu ya), flora disini dilindungi dan ditanami varietas perkebunan. Warga asli di sekitar area wisata candi gedong songo juga boleh datang dan mengambil hasil kebun yang ada di sini.

Saya bersyukur sebab dengan kocek nggak sampai 20ribu, kita bisa menikmati permadani hijau yang membentang di perbukitan. Ciamik banget! Mohon maaf ya kalau spek foto di videonya kurang bagus. Aslinya beneran indahhh banget.

Kemudian, kita juga bisa menikmati pemandian air hangat. Dari sana tercium bau belerang (masih diambang normal) yang terdapat di area pemandian air hangat. Bapak instruktur menawari, apakah mau berhenti untuk ambil foto di situ. Tapi Saya nggak pengen berhenti karena jalannya agak menanjak. Biarlah sampai puncak dulu, tanggung. Hehe

Di sepanjang perjalanan, Saya ngobrol ngalor ngidul dengan si Bapak. Lumayan mengalihkan rasa tegang yang sedari tadi Saya rasakan Ketika menunggangi si Putri.

Baca JugaRuntuh-nya Feby Putri dan Fiersa Besari

Tiba di Pelataran Candi Paling Atas

Perjalanan yang singkat tapi terasa sangat jauh itu akhirnya sampai pada tujuan. Saya tiba di padang rumput dan melihat banyak kandang kuda. Tempat istirahat untuk kuda-kuda tunggangan.

Ada beberapa pengunjung yang barusan sampai juga.

Bapak instruktur menawari Saya, apakah mau untuk difoto di dekat candi. Saya mengiyakan dan turun dari tunggangan. Si Putri mau istirahat dulu katanya, lelah habis ngangkut sekarung beras Saya dan Arza.

Sementara si Putri istirahat di kendang, Saya dan Arza berjalan menuju candi.

sejarah candi gedong songo semarang


Saya berada di kompleks Candi V yang berada di ketinggian 1308 mdpl. Inilah candi teratas dari 9 bangunan candi yang ada di Candi Gedong Songo Semarang.

Sesuai Namanya, Candi Gedong Songo berarti 9 bangunan candi. Gedong dan Songo adalah derivat kata dalam bahasa jawa. Gedong artinya adalah bangunan, dan Songo berarti Sembilan.

Sembilan candi ini yang masih tersisa semenjak ditemukan terakhir kali toleh Van Stein Callenfels di tahun 1908-1911. Candi ini bercorak Hindu dan digunakan sebagai tempat ritual atau pemujaan bagi para dewa-dewa orang Hindu. 

Memang identik banget sih karena letaknya di atas gunung hehe.

Saya berfoto-foto dengan Arza. Karena Pak Suami dan Adik Ipar belum juga sampai atas.

Di sana juga ada pemandu wisata yang dibayar untuk menjelaskan sejarah  bangunan candi. Saya mah ikut nimbrung aja sama rombongan keluarga yang secara khusus menyewa jasanya. Hehe

Karena Pak Suami dan Adik Ipar belum juga menampakkan batang hidungnya, akhirnya Saya memutuskan untuk Kembali ke tempat awal. Tapi jalur pulangnya beda lagi dari yang awal.

Kami baru bisa berpapasan di candi IV. Itu juga Cuma foto-foto sebentar di atas kuda. Habis itu Saya Kembali menunggang kuda dan balik kanan grak! Haha.

Spot Foto Instagramable di Taman Ayana

Sampai di tempat awal naik kuda, Saya bingung lagi mau kemana. Haha. Tapi ternyata di sini ada tempata yang instagramable loh!

Namanya Taman Ayana. 

Seperti tempat wisata pada umumnya yang menawarkan pemandangan cantik nan instagramable, Sobi perlu mengeluarkan kocek lagi. Tiket masuk untuk orang dewasa dipatok Rp 20.000/orang. Sementara untuk anak-anak dikenai biaya Rp 10.000/orang.

Ada juga spot balon udara ala ala yang bisa dinikmati oleh Sobi yang mau naik balon udara (tapi nggak beneran terbang loh ini). Wkwk Itu juga dikenakan biaya yang nggak ramah dikantong emak-emak macam Saya. Yasudahlah~

Karena menunggu yang sedari tadi ditunggu tidak nampak tanda-tanda kedatangannya, membuat Saya lapar dan haus. Saya lupa dengan angan-angan ingin masuk ke taman Ayana. Saya pengen langsung meneguk air putih karena lelah. Padahal naik kuda ya.

Saya menemani Arza yang kegirangan lari-lari di kompleks seberang taman Ayana sambil menunggu kedatangan Pak Suami dan Adik Ipar.

Menikmati Wedang Ronde Hangat di Candi Gedong Songo Semarang

Setelah berjalan jauh bolak-balik dan naik turun di area candi gedong songo, Saya jadi kepikiran mau minum yang anget-anget. Berjodohlah Saya dengan wedang ronde yang dijual di kantinnya.

Pak Suami menunjukkan batang hidungnya. Dari jauh sudah sempoyongan gontai karena pegal berjalan. Saya langsung mengajaknya untuk minum wedang ronde yang ada di kantin.

Harga semangkuk wedang ronde yaitu Rp 5.000.  Lumayan mengobati rasa pegal habis bolak balik naik turun candi. Saya juga membeli ubi cilembu untuk mengganjal perut.

Tepat pukul 16.00 WIB kami berjalan keluar area candi gedong songo dan bersegera untuk solat ashar. Setelah itu pulang!!

wisata gedong songo terbaru


Cukup menguras tenaga ya Sobi untuk menikmati keindahan alam yang berada di sekitar candi gedong songo semarang. Tapi semua itu terbayar sih karena beneran bagus banget pemandangannya. Saya jadi kangen pengen main kesana lagi. Tapi kali ini harus jalan kaki! Biar sehat kan hoho.

 Buat Sobi yang mau main ke candi gedong songo semarang, Saya sarankan untuk bawa perbekalan seperti air minum dan nggak bawa banyak barang. Lumayan lelah soalnya naik turunnya. Dan buat Sobi yang udah punya baby atau toddler, bolehlah nyewa tunggang kuda. Daripada hilang kewarasan kalau jalan sambil gendong. Wkwk


Related Posts

Post a Comment