oktaviawinarti.com

Tantangan 30 Hari Day 10 - Tahap Kepompong Kelas Bunda Cekatan

Konten [Tampil]
ibu profesional


Memasuki hari pertama puasa ramadhan, Saya sangat excited. Meskipun di tengah hari Saya agak loyo dan hampir mengeluarkan tanduk akibat menghadapi Arza yang tantrum.

Ujian saat puasa ramadhan adalah radar emosi yang semakin meningkat. Jadi perlu mengatur energi untuk hal-hal yang prioritas dand membuat bahagia.

Hari Ini Ngapain Aja?


Alhamdulillah, puasa begadang Saya lumayan menunjukkan progres yang baik. Semakin terbiasa dengan ritme bangun pagi.

Hari ini Saya bangun pukul 02.15 WIB. Jadi bisa prepare makan sahur lebih cepat. Meskipun ada kendala sedikit saat masak sahur gasnya habis, masih bisa tertolong dengan bantuan dari tetangga yang jualan gas. 

Sahur pertama ini seperti drama serial FTV. Saya berselisih paham sama Pak Suami. Hanya karena masalah gas habis urusannya bisa kemana-mana. Haha lucu banget kalo diinget-inget lagi.

Tapi bisa segera teratasi dengan saling memaafkan ke-egoan masing-masing. Fiuh. Baru hari pertama puasa ramadhan lho. Entah apakah keluarga muda lain juga seperti ini? Hmm. 

Karena kejadian sahur tadi, jadi sebuah pelajaran juga tentang manajemen prioritas dan perencanaan. Saya kurang memperhitungkan hal-hal esensial seperti ketersediaan tabung gas untuk memasak. Padahal kalau dipersiapkan lebih awal akan lebih menghemat waktu memasak.

Karena sibuk ganti tabung gas saat sahur, waktu makan jadi mundur dan ini berdampak pada rencana Saya untuk menulis artikel di blog juga mundur.

Akhirnya Saya memanfaatkan sisa waktu yang ada setelah subuh untuk menulis, setelah melakukan ritual pagi yang lain.

Setelah selesai menulis, Saya agendakan untuk bermain bersama Arza. Kami bermain meniup balon. Sebetulnya balon itu mau Saya gunakan untuk mempraktekkan aktifitas STEAM. Mumpung belinya banyakan, jadi Saya gunakan sebagian.

tahap kepompong



Tangisan Arza


Tepatnya jam 2 siang Arza mulai menangis. Mungkin karena dia lelah dan mengantuk setelah bermain. Biasanya dia hanya merengek ingin tidur. Tapi kali ini tangisannya berbeda. Seperti sangat kesal dengan suatu hal.

Saya belum menemukan penyebab doi kesal. Sebab ketika ditanya, doi malah makin kencang tangisannya. Saya juga sedang loyo saat itu, jadi ikutan kesal. 

Qodarullah, belum sempat memarahi Arza. Karena sudah diambil alih oleh Pak Suami. Tangisan Arza lumayan menguras energi Saya. Selain karena menahan amarah, Saya juga pegal akibat menggendong Arza tanpa gendongan.

Pengennya sih nggak marah ya, jelas itu respon error. Perlu lebih  mengikhlaskan diri dan sadar untuk jeda terlebih dulu.

Singkong Keju Coklat ala PakSu


Menu berbuka hari pertama adalah pecak ikan nila dan singkong keju coklat yang dibuat langsung oleh Chef Pak Suami. Sebelumnya doi udah pernah buat pecak ikan laut, tapi kali ini mau coba pakai ikan nila (sisa kemarin).

Tadinya singkong yang kami beli itu mau dijadikan kolak. Tapi nggak jadi karena suatu hal. Akhirnya Pak Suami ngide untuk membuat singkong keju coklat. Dulu doi pernah bantu usaha teman kosannya yang jualan singkong keju di kampus. Nah, doi mau coba buat lagi dengan resep temannya itu.

Lumayan enak sih rasanya. Tengahnya empuk dan pinggirnya crispy. Diberi toping keju dan coklat bikin ngiler... (ini dimakan pas buka dan sahur ya :P)

Pecak ikannya juga nggak kalah enak. Rasanya mirip sama ikan yang sering kami makan di warung tegal favorit kami di Ungaran. 

Masyaa Allah, nikmat banget. Makasih Pak Suami sudah sangat membantu hari ini.<3

Terus Saya ngapain? Saya cuma bantuin nyiapin bahan-bahan untuk masakannya dan membuat puding cokelat. Sisanya asah-asah (nyuci) dan nemenin Arza main.

Tetep sih soal delegasi tugas rumah tangga ini jadi faktor yang cukup efektif untuk mengatur level energi dan emosi dalam manajemen waktu.

ibu profesional semarang



Insight


Saya menyadari masih dalam proses belajar menulis, jadi harus sabar dan legowo kalau ada sesuatu di luar ekspektasi. Yang penting nggak menjadikan menulis itu sebagai beban. Karena itu adalah aktivitas yang membahagiakan untuk Saya.

Memang perlu menyesuaikan diri lagi dengan prioritas aktivitas di bulan ramadhan. Jam menulis jadi lebih fleksibel karena menyesuaikan dengan ibadah sunnah.


Related Posts

Post a Comment