Konten [Tampil]
Setelah membaca dua bab di buku Rifai Rifan tentang Me+God=Enough, Saya mendapatkan insight menarik dan akan Saya bagikan disini tentang bagaimana salat bisa menjadi 'penolong' bagi umat muslim.
Salat masuk ke dalam 5 rukun islam. Jika salat dikerjakan sesuai dengan syarat sah, rukun, dan niat yang benar, maka salat bisa menolong kita di akhirat. Salat bukanlah perkara yang sederhana. Salat merupakan tiang atau poros agama. Apabila salat seseorang itu rusak, maka rusaklah seisi kehidupannya.
Salat sebagai Media Pembersihan Jiwa
Salat dapat menolong seseorang dari penyakit hati, karena salat adalah media pembersihan jiwa. Salat yang dilakukan dengan khusyuk, dapat meningkatkan ketenangan dalam jiwa.Seseorang yang telah berbuat dosa juga dianjurkan untuk melakukan salat taubat. Karena dengan salatnya itu, ia dapat berkomunikasi langsung dengan Allah dan memohon ampunan atas dosa yang telah ia perbuat.
Perintah salat ini perlu kita maknai bukan hanya sebagai penggugur kewajiban, melainkan menjadi sebuah kebutuhan. Kita bisa me-recharge ruhani kita dengan dzikir, yang mana dalam salat kita berdzikir.
Sebenarnya apa esensi dari salat? Selama ini, Saya mencoba untuk mengevaluasi salat yang telah Saya kerjakan. Apakah sudah esensial sesuai dengan tujuan penciptaannya? Atau menyimpang dari tujuan besarnya?
Saya yakin bahwa salat yang dikerjakan dengan benar (sesuai tuntutan syara) dapat menjadi tolok ukur keimanan seseorang. Tapi tidak semua salat yang dikerjakan bisa menjadi acuan.
Hanya salat yang dikerjakan dengan khusyuk dan penuh penghayatan yang bisa kita jadikan indikator kualitas keimanan seseorang. Dan ini bisa kita lihat secara dzahir dari perbuatan atau kebiasaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bukunya, Rifai Rifan menyampaikan bahwa salat dapat membuat jiwa kita tenang, hati kita tentram. Salat seperti apa yang membuat seseorang bisa merasakan manfaat itu?
Dalam bukunya, Rifai Rifan menyampaikan bahwa salat dapat membuat jiwa kita tenang, hati kita tentram. Salat seperti apa yang membuat seseorang bisa merasakan manfaat itu?
Salat yang membuat hati kita hidup sehingga merasakan ketenangan. Salat yang membuat kita menjadi pribadi yang mampu mencegah kemunkaran dan cenderung mendorong kita untuk mengerjakan kebajikan.
Keseluruhan hidup kita bisa mencerminkan bagaimana sifat salat kita.
Rasulullah, kekasih Allah yang sudah dijamin syurga sewaktu hidupnya sering melakukan salat tahajud. Sampai Aisyah istrinya heran, untuk apa seorang yang sudah dicap sholeh dan dijamin masuk syurga susah-susah bangun malam untuk mendirikan salat tahajud?
Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam ingin menjadi abdan syukur, yaitu hamba yang selalu bersyukur. Meskipun ia bisa masuk syurga tanpa melakukan tambahan amalan salat tahajud. Beliau mencontohkan kepada kita bagaimana salat itu bisa sangat besar efeknya bagi keseluruhan hidupnya.
Beliau adalah orang penting. Nomor satu dalam penyebaran agama Islam yang hasilnya kita rasakan sampai hari ini. Aneh kalau kita sebagai umatnya tidak mencontoh akhlak beliau. Bangun salat malam sampai kakinya bengkak hanya untuk berterimakasih kepada Allah yang telah menciptakannya. Masyaa Allah.
Memang manusia itu tidak boleh sedikitpun menyombongkan diri. Dunia dan seisinya hanyalah ujian semata. Tapi kehidupan akhiratlah yang kekal. Maka kita perlu beramal untuk akhirat terlebih dulu, kemudian dunia akan mengikuti.
Kembali lagi pada poin salat khusyuk. Salat khusyuk perlu menjadi kebiasaan bagi muslim dan muslimah yang ingin hidup tenang dan tidak diliputi perasaan was-was.
Dalam surah An-nas, Allah menyebutkan bahwa manusia itu punya dua kecenderungan. mengikuti bisikan kebaikan atau bisikan keburukan.
Bisikan yang perlu kita ikuti adalah bisikan kebaikan yang asalnya dari dzikir kita (yang senantiasa mengingat Allah). Sementara bisikan keburukan itu datangnya dari jin dan golongan manusia. Mereka akan terus membisikkan ke dalam hati kita perkara yang melanggar hukum atau perintah Allah.
Oleh karenanya, salat khusyuk menjadi sarana kita untuk berlatih 'sadar'. Apapun yang kita lakukan semuanya akan dipertanggung-jawabkan di akhirat. Salat menjadi penjaga kita dari melakukan perbuatan maksiat.
Salat hanya untuk Orang yang Sabar
“Maka dirikanlah salat bagi orang-orang yang sabar…”
Salat didirikan oleh orang-orang yang sabar. Ya.. tidak aneh dan ini bisa sangat berkaitan. Orang yang mendirikan salat adalah orang-orang yang mau dengan sabar menjalankan perintah Allah.
Salat didirikan oleh orang-orang yang sabar. Ya.. tidak aneh dan ini bisa sangat berkaitan. Orang yang mendirikan salat adalah orang-orang yang mau dengan sabar menjalankan perintah Allah.
Kalau tidak ada sabar dalam salat, mungkin kita akan cepat-cepat mengakhirkan salat. Kita tidak akan suka berlama-lama berkhalwat (berdua-duaan) dengan Allah.
Maka perintah salat ini sejatinya diperuntukkan untuk orang-orang yang mau bersabar menjalankan salat wajib 5 waktu dan salat sunnah lainnya yang dicontohkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam.
Mereka akan menyediakan waktu khusus untuk berdzikir, mengingat kebesaran Allah, dan memohon ampunan dalam salatnya. 5 waktu salat itu adalah kunci keberkahan waktu.
Mereka (orang-orang yang sabar) bisa saja ditimpa musibah, kehilangan, kemiskinan, kesedihan. Oleh karenanya, sholat menjadi sebuah kebutuhan. Karena disitulah kita bisa menggangtungkan diri sepenuhnya kepada Allah. Memasrahkan diri dan apapun yang kita punya di dunia ini kepada Allah yang maha berkendak.
Berbeda halnya dengan salatnya orang yang munafik. 2 Salat terberat bagi orang-orang munafik adalah salat subuh 2 rakaat dan salat isya 4 rakaat. Hal itu benar adanya. Mereka yang melalaikan salah satu dari 5 waktu salat itu ciri orang yang munafik. Ini bukan Saya yang ngomong ya Sobi.
Seseorang yang sengaja meninggalkan dan meremehkan salat disebut sebagai orang yang munafik. Mereka dengan sengaja melalaikan waktu salat dengan malas-malasan dan melakukan sesuatu yang tidak ada kepentingannya dengan akhirat bisa terjerumus pada dosa besar.
hal ini tergambar dalam firman Allah SWT surah An-Nisa ayat 142.
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS. An-Nisa ayat 142 )
Sampai sini kita bisa berkaca pada diri sendiri, apakah salat kita selama ini termasuk salat orang-orang yang sabar atau kebalikannya seperti salat orang-orang munafik. Silahkan dijawab masing-masing yaaah.
Salat Mencegah Perbuatan Munkar
Salat pun dikatakan bisa mencegah dari perbuatan munkar. Kalau kita sering meninggalkan salat, maka kita akan cenderung berbuat sesuatu mengikuti syahwat. Salat adalah tameng kita dari melakukan perbuatan maksiat.
Kita tidak tahu seperti apa ujian atau tantangan yang ada di depan, maka kita perlu memiliki benteng yang kokoh agar pertahanan diri tidak mudah goyah. Mengkhusyukkan bacaan dan gerakan dalam salat adalah salah satu caranya.
Dengan terus-menerus melakukan komunikasi kepada Allah melalui salat, maka hati kita akan cenderung melakukan kebajikan. Kita takut dengan ancaman yang Allah berikan untuk orang yang berani meninggalkan salat.
Salat bukan hanya gerakan tanpa makna. Di dalam salat kita mengenal banyak bacaan, gerakan, dan pujian-pujian kepada Allah. Salat bukan sekedar ibadah ritual yang sekali dikerjakan selesai. Ini bentuk penghambaan kita yang utama kepada Allah.
Maknai salat kita dengan sebenar-benar ibadah yang dilakukan semata hanya untuk Allah. Jangan hanya menjadikan salat sebagai pelarian dari episode buruk kehidupan kita. Dan jangan pula menjadikan salat sebagai cara kita merayu Allah mewujudkan apa yang kita impikan.
Jadikan salat sebagai bagian dari hidup kita, nafas kita, tubuh kita. Salat kita dapat menyatu dengan jiwa kita apabila kita ikhlas melakukannya.
Memaknai kehadiran Allah dalam salat. Menjadikan Allah sebagai illah (sembahan) yang tidak ada tandingannya. Maka Allah tidak akan segan untuk menolong kita di akhirat. Karena salat yang kita lakukan diridho olehNya. Masyaa Allah.
Jadi, gimana Sobi? Makin tercerahkan nggak? Jujurly, Saya juga masih belajar untuk bisa salat tepat waktu. Kadang masih sering menunda. Huhu. Semoga ini bisa jadi pengingat bersama yaa. Semoga salat kita bisa menjadi penolong kita kelak di yaumil akhir.
-Oktavia Winarti-
Post a Comment
Post a Comment