oktaviawinarti.com

Mentorship Pekan Ketiga: Check In dan Action Plan #1

Konten [Tampil]
program mentorship


Overview Mentorship Pekan Ketiga


Bismillahirrohmanirrohim. Untuk mengawali postingan ini, Saya ingin menyampaikan kata-kata penuh makna dari Magika.


“I know, You know. Let me hear you..”

Hubungan seorang mentor dan mentee itu diibaratkan seperti hubungan teko dan cangkir.

Jika kita ingin menjadi mentor yang baik, maka jadilah mentee yang baik.

Layaknya teko, sebagai mentor kita pun perlu tepat memposisikan diri. Agar air yang kita tuang ke dalam cangkir masuk sempurna. Sehingga ketika kita menjadi mentee pun, kita jadi bisa memposisikan diri dengan tepat. Kalau cangkir (re:mentee) tidak pada posisi yang tepat, maka akibatnya adalah mentee yang kita bimbing nggak bakal punya basic knowledge yg benar.

Kemudian, ketika menjadi seorang mentee, usahakan untuk lebih getol bertanya. Tapi bukan bertanya untuk sekedar menguji kedalaman ilmu mentor. Lebih tepatnya merefleksikan apa yang sudah kita pelajari dan kita praktekan menjadi sebuah pertanyaan yang memantik insight. Inilah the power of question.

Insight yang didapatkan setiap orang berbeda, tergantung bagaimana dirinya memaknai proses belajar itu sebagai bagian dari perjalanan menuju cekatan. Maka di awal kita perlu memantapkan hati dan menyiapkan diri. Tengok peta belajar dan lihat sudah sejauh mana kita melangkah.

“You know better, Let me hear you..”

Inilah yang akan memperkaya mentorship kita. Jadilah mentee yang mau belajar. Mau bersusah-susah, nggak melulu disuapi.

Mentor wajib memiliki mindset bahwa mentee punya lintasannya sendiri. Mentee perlu diberikan arahan jelas di awal agar dia bisa meraba medan yang ada di depan. Selanjutnya terserah mereka, biarkan mereka menemukan sesuatu yang baru daripada kita.

Tanyakan pada satu sama lain komitmen masing-masing di tahap mentorship ini. Jangan sampai mentor dan mentee tidak saling terhubung. Keduanya wajib saling menghubungi. Kita diberikan dua peran sekaligus (menjadi mentee dan menjadi mentor) agar sama-sama menghargai proses. Kita dilatih untuk menjadi lebih empati terhadap pasangan atau partner bertumbuh kita.

Di samping mengendapkan ilmu yang secara teknis kita lakukan di 7 pekan mentorship ini, kita juga butuh kemampuan berkomunikasi. Jangan pernah memendam sesuatu karena nggak enakan. Sampaikan saja maksud kita agar tidak menjadi tabungan perasaan yang suatu waktu bisa meledak.

“Say what u meant, meant what u say..”

Katakan apa yang kamu maksud dan bersungguh-sungguhlah dengan apa yang kamu katakan.

Mungkin itu adalah highlight dari penjabaran Magika soal mentorship di tahap kupu-kupu minggu ini. Disini kita nggak diajak untuk konsisten aja, tapi juga belajar untuk berbagi.

Bekal dari Magika sangat bermanfaat untuk Saya secara pribadi. Karena dalam perjalanan di pekan ketiga ini, Saya lebih banyak mendengar dan berusaha menjawab apa yang ditanya saja. Mengingat mentee punya lintasannya sendiri. 

Saya juga menjadi pembelajar mandiri dengan mencari sumber belajar sendiri dengan panduan dari mentor. Menanyakan apa yang menjadi kesulitan selama ini. Mengkonsultasikan setiap pilihan yang diambil dan bagaimana konsekuensinya untuk kedepan.


Sebagai Mentee

Mentor: Meykke Alvia

Check in / Progress Report

Selama sepekan ini Saya mulai mengurutkan kebutuhan stimulasi berdasarkan prioritasnya.

Kemudian membuat menu belajar sesuai dengan alat dan bahan yang ada di rumah. Saya membuat list aktifitas berdasarkan aspek perkembangan yang mau dilatih.

Setelah berbincang dengan Ms Meykke dan mereview rencana jangka pendek untuk program mentorship ini, Saya memutuskan untuk men-challenge diri sendiri (meningkatkan kapasitas keterampilan berbahasa inggris) sekaligus menstimulasi bahasa untuk Arza.

Sebetulnya itu menjadi kegiatan yang simultan dengan apa yang ingin Saya capai saat ini. Untuk itu, Saya tergabung dalam grup WA khusus orang-orang yang ingin improve skill bahasa inggris selama satu tahun. Yang mana mentornya adalah Ms Meykke sendiri. Hehehe

Terbilang nekad dan (insyaa allah) dimudahkan oleh Allah. Berangkat dari keresahan Saya dengan perkembangan Arza dan untuk memaksimalkan waktu bermain dengannya di usia pra-sekolah.

Menurut Saya, kegiatan yang ada di grup WA itu terstruktur, mudah diterapkan,dan tidak menyita banyak waktu. Setiap pekan akan ada challenge dan ada batas minimal mengumpulkan challenge. Sehingga bisa memacu semangat kita untuk belajar.

Diantaranya yang sudah Saya praktekan adalah memperkenalkan diri dan berinteraksi dengan sesama member di WAG, mengerjakan challenge grammar dan listening.Semuanya terasa mudah dilakukan karena prosesnya dibuat menyenangkan.

Saya meyakini, seorang guru yang baik itu selalu mau belajar. Termasuk Saya sebagai guru bagi anak-anak. Harus terpacu untuk mau belajar, karena ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya.
 
Seperti yang dikatakan Magika, murid siap guru datang. Sebelum mengajak Arza berjalan menuju goalnya, Saya sebagai Ibunya harus siap lebih dulu. Karena kalau ibunya belum menyiapkan diri, proses belajarnya jadi nggak sesuai harapan.

Nah, di pekan ini Saya mecukupkan diri dengan konsultasi via WA kepada Miss Meykke. Sebetulnya ingin sekali tatap muka di zoom lagi. Hoho

Dalam WAprian tersebut, Saya menyampaikan to do list dan rekam jejak kegiatan Arza selama beberapa minggu terakhir ini.


program mentorship bunda cekatan


Miss Meykke kemudian menyarankan beberapa tools atau sarana belajar yang asyik lewat challenge bermain. Ini juga akan menambah kekayaan wawasan Arza terhadap kata dan pengalaman bermain di dalamnya. Well noted!

Qodarullah, Maha baik Allah..seperti tahu apa yang dibutuhkan hambanya. Allah mempertemukan Saya dengan Mbak Prima Santi alias Mbak Pinpim yang sangat concern di dunia parenting. Pertemuan kami berawal dari challenge di suatu grup pendampingan untuk blogger pemula.

Dari doi Saya dapet informasi ada challenge bermain dari komunitasnya untuk anak-anak usia PAUD. Saya langsung mendaftarkan diri untuk mengikuti challenge.

Allah juga memudahkan Saya untuk mengikuti bimbingan intensif tentang membuat perencanaan belajar (visi pendidikan anak, kurikulum, metode, dan jadwal belajar anak pra-sekolah) secara cuma-cuma di satu platform belajar. Pendekatan yang diberikan yaitu homeschooling. Saya belum begitu paham, tapi Saya mau meraba-raba lebih dulu.

Karena tujuan dari bimbingan itu lebih menekankan pada merdeka belajar, Saya jadi leluasa dan bisa memilih apa yang sesuai dengan kebutuhan Saya.

Qodarullah dari pembahasan materi, sharing, dan pengalaman membuat menu belajar, Saya tidak pernah skip. Selalu ada waktu untuk murajaah materi, mengikuti sesi sharing, dan membuat menu belajar secara mandiri (dengan panduan dari mentor).

Pekan ini Saya lumayan kelimpungan dengan bejubel aktifitas di luar prioritas selama mentorship.Yang Saya rasakan sekarang adalah Saya harus fokus menyelesaikan satu per satu urusan di luar prioritas itu dulu agar pikiran dan raga Saya bekerja secara maksimal.

Saya mulai mengukur kapasitas dan memperlambat gerak aktifitas di luar apa yang sedang Saya kerjakan dalam mentorship ini. Karena Saya pikir, akan lebih adil jika Saya berbagi peran dengan teman-teman yang lain. No one men show off. 

Action Plan

Langkah selanjutnya adalah mempraktekkan menu belajar selama sepekan.Dan mengevaluasi hasilnya. Jika ada perubahan atau ada ketertarikan dari Arza untuk terstimulasi, Saya akan membuat catatan kecil tentang perkembangan (dari segi kemampuan bahasa) dan mengkonsultasikannya ke Miss Meykke.


Sebagai Mentor

Menteee 1: Mbak Istiarbaniah

Check in / Progress Report

Pekan ketiga, kami sudah mulai membahas mengenai perencanaan akun medsos. Sebelumnya, Saya memberikan worksheet untuk diisi. Diantaranya adalah strong why, analisis karakteristik akun medsos, serta menilai keunikan dari akun medsos yang ingin dikembangkan oleh Mbak Isti.

Pada hari senin malam, Saya mengirimkan worksheetnya pada Mbak Isti. Saya memberikan waktu sampai kamis malam agar kami bisa berdiskusi mengenai worksheet tersebut.

Tujuan Saya memberikan itu adalah untuk menguatkan strong why dan memberikan gambaran di awal untuk mengukur target-target selanjutnya dalam optimasi akun sosmed (IG).

Kami bertemu lewat video call pada pukul 20.00 WIB. Diskusi kami lumayan singkat mengenai worksheet yang sudah dikerjakan oleh Mbak Isti. Karena doi tipikal yang cepat belajar dan pekerjaannya pun tuntas. Hanya banyak diskusi ringan seputar kegiatan sehari-hari untuk mengakrabkan diri satu sama lain.

mentee 1



Di hari jumat, Saya memberikan sedikit pancingan untuk mempelajari cara membaca insight di instagram dan mulai merancang ide dengan membuat story board konten.

Sejauh ini Saya mendapatkan pemahaman baru juga dari mentee bahwa doi tipikal orang yang spontanitas dalam membuat konten. Sehingga apa yang doi dapatkan saat mentorship di pekan ini lumayan membantu prosesnya dalam merencanakan sesuatu jauh-jauh hari dan nggak dadakan.

Sampai hari sabtu kemarin, Saya menceritakan proses dan pengalaman Saya selama membuat perencanaan konten melalui VN Whatsapp agar Mbak Isti punya gambaran untuk menentukan langkah selanjutnya.

Action Plan

Pekan depan, kami berencana untuk melanjutkan bahasan tentang membuat konten dengan story board dan menentukan karakteristik dari setiap konten yang akan dieksekusi di IG milik Mbak Isti.


Mentee 2: Mbak Eva

Check in / Progress Report


Mengawali pekan ketiga mentorship, Mbak Eva memantapkan kembali rencana belajar yang sudah ditentukan. Doi minta saran atau perbaikan pada langkah-langkah yang telah dirancang.

Karena bahasan kami akan cenderung ke teknis, maka kami perlu mempelajari hal-hal dari yang paling urgent untuk dikuasai.

Bisa dibilang, kami berdua adalah pemain baru dalam dunia blogging. Untuk itu, kami memutuskan untuk saling berbagi dan melengkapi.

Bahasan pertama kami adalah tentang SEO (Search Engine Optimization). Jujurly, Saya belum banyak mengetahui tentang per-SEO-an. Tapi karena Mbak Eva mau sekalian latihan untuk freelance writer-nya, kami memutuskan untuk mempelajari yang sudah pernah kami praktikan.

Hampir setiap hari kami chit-chat dan bertukar SS-an (Screen Capture) yang pokok bahasannya adalah mencari kata kunci untuk mengoptimasi page view di blog.

Agar tidak salah persepsi, Saya memberikan video tutorial singkat bagaimana caranya menentukan keyword berdasarkan KD (Keyword Difficulty) dan perbandingan keyword di google trends.

Pembahasan mengenai kata kunci ini lumayan panjang karena memang perlu banyak praktek.

Mbak Eva juga mengaku sedang kelimpungan dengan hal lain di luar mentorship, jadi kami perlu menurunkan kecepatan dan saling mengatur ekspektasi agar daya yang diberikan tidak timpang sebelah.

mentee



Action Plan

Untuk langkah selanjutnya, Insyaa Allah akan kami bicarakan lebih lanjut di awal pekan ini. Berdasarkan target jangka pendek yang dibuat oleh Mbak Eva, ada beberapa hal yang ingin dipelajari selain per-SEO-an. Diantaranya mengenal evergreen post, press release, dan konten viral.


Kesan Mentorship Pekan Ketiga

Perasaan yang mewakili mentorship pekan ini adalah excited! Saya senang karena bisa berbagi kepada mentee dan energi Saya menjadi penuh dari sebelumnya.

Saya juga senang karena bisa berbicara dari hati kehati dengan Miss Meykke sebagai mentor tentang perkembangan bahasa dan hambatan yang Saya temui selama menstimulasi kemampuan berbahasa pada Arza.




Related Posts

Post a Comment