Jendelanya Okta | Write to Remember
  • Home
  • About Me
  • Sitemap
  • Disclosure
  • Privacy Policy

Hei hei Sobi! Hari ini Aku mau berbagi aliran rasa ketika menjalani peran di komunitas. Apa yang membuatku semakin berdaya dengan ber-komunitas. 

Komunitas, Caraku Untuk Berdaya

Event Komunitas Asa Edu tahun 2019/Dok pribadi 

Tiap orang pasti punya hal yang disuka dan disenangi. Gak jarang juga ada yang membentuk kelompok atau komunitas untuk menekuni apa yang mereka suka itu.

Termasuk Aku.
Aku suka banget berkomunitas karena Aku mudah bertumbuh di lingkungan yang membuatku bisa berperan.

Berbagi dan melayani orang lain. Dua kata kunci itu adalah gambaran besar ketika kita sudah menceburkan diri sepenuhnya di komunitas.

Setiap orang punya kebebasan untuk memilih komunitas yang dia suka. Tergantung apa niat dan tujuan awal. Ada orang yang ikut komunitas karena ingin sekedar bertemu teman baru, memperdalam minat, sharing ilmu, dan sebagainya.

Komunitas bisa menjadi ladang untuk tumbuh menjadi versi terbaik diri. Namun, kita harus cermat memilih komunitas mana yang sesuai dengan value hidup kita.

Memasuki komunitas perlu didasari ruh yang kuat agar langkah kita menjalani kegiatan di komunitas tersebut jadi gak setengah hati.

1. Perjalanan Menemukan Komunitas

Well, Aku mulai giat mengikuti komunitas sejak tahun kedua di perkuliahan. Awalnya, Aku mencari kegiatan intra kampus yang sesuai dengan kesukaanku, yaitu menulis. Aku mengikuti unit kegiatan yang gak pure nulis, tapi mendekati itu. 

Kegiatannya lebih condong ke dunia Jurnalistik. Jadi bukan "komunitas menulis", tapi ada hubungannya dengan tulis menulis.

Nah,jenis tulisan yang sering kubuat lebih mengarah ke straight news, press release dan konten untuk majalah.

Bekal itu cukup bermanfaat untuk mengasah kemampuan menulis. Karena kala itu tulisanku masih kurang baik untuk dibaca. Hahah

Seiring waktu, Aku gak menemukan gairah untuk menulis. Karena tulisanku gak punya "ruh". Gak ada hal yang membuatku semangat dan tergerak untuk melakukan sesuatu yang lebih.

Aku menulis hanya untuk menuntaskan kewajiban sebagai jurnalis kampus. Aku merasa itu bukanlah hal yang menyenangkan dan membuatku bahagia. Akhirnya Aku memutuskan untuk jeda. 

Aku sempat menghilang di organisasi karena mengalami konflik batin. Apakah ini hal yang benar-benar Aku suka? Aku berusaha untuk mencari kegiatan yang bisa membuat semangat menulisku kembali lagi.

Di akhir tahun 2015, Aku bergabung dengan sebuah komunitas sosial pendidikan yang berfokus meningkatkan mutu pendidikan anak-anak kampung pesisir di sebelah utara kota Semarang. 

Profil Komunitas Asa Edu: [Komunitas Asa Edu]

2. Berdaya melalui Komunitas

Awalnya, Komunitas Asa Edu merupakan gerakan sederhana yang diinisiasi oleh kakak tingkat di kampusku. Dari project kecil-kecilan dan hanya beranggotakan kurang dari 5 orang, sampai akhirnya memberanikan diri untuk membuka open recruitmen volunteer pertama di tahun 2016 agar kegiatan di komunitas tetap berjalan. 

Komunitas, Caraku Untuk Berdaya

Volunteer Komunitas Asa Edu/Dok Pribadi

Secara sederhana, kegiatan di komunitas ini ada kegiatan rutinan, eventual, dan kerjasama. 

Kegiatan rutin yaitu belajar mengajar dan diselingi dengan permainan yang dilakukan setiap hari minggu pagi, mulai pukul 08.00 - 10.00 WIB bertempat di Rumah Baca Seroja, Kampung Tambak Lorok. 

Di sini, kami membuat kurikulum belajar sederhana yang bisa diterapkan saat proses belajar mengajar untuk anak-anak usia dini sampai Sekolah Dasar.

Background anak-anak di sini adalah mereka yang orangtuanya sebagian besar nelayan dan pedagang hasil laut. 

Mereka adalah anak-anak marjinal yang dipandang sebelah mata. Karena keadaan sosial masyarakat di pesisir yang terkenal minim edukasi. 

Segala upaya dilakukan untuk mengembangkan komunitas ini. Membangun branding komunitas dengan menggandeng stakeholder masyarakat, mencari media partner, menjalin kerjasama dan kolaborasi dengan unit kegiatan mahasiswa serta mencari dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah, dinas-dinas terkait dan CSR. 

Banyak hal yang Aku pelajari dari mengikuti kegiatan di komunitas ini. Aku bertumbuh senti demi senti sehingga kepercayaan diriku meningkat.

Dari yang awalnya hanya ikut-ikutan sampai diberikan kepercayaan untuk menjalankan peran strategis. Aku sangat mensyukuri hal itu.

Bukan karena Aku hebat, tetapi lingkungan tempatku bertumbuh itu yang membangkitkan semangatku untuk terus berdaya. 

Berdaya menurut KBBI adalah berkekuatan, berkemampuan dan bertenaga, yaitu mempunyai akal (cara dan sebagainya) untuk mengatasi sesuatu. 

[Liputan Net Tv dalam program Lentera Indonesia]

[Liputan Kompas TV Jateng dalam program Berita Kampus]

Di sini Aku benar-benar ditempa untuk mengatasi setiap masalah. Baik itu mengatur sumber daya manusia di komunitas, menjalin kerjasama dengan pihak di luar komunitas, membuat kurikulum belajar, membuat proposal yang baik, mengkampayekan kebaikan, membuat Community Development, dan sebagainya.

Gak salah kalo Bunda Tatty Elmir, Founder Forum Indonesia Muda dalam sebuah seminar pernah bilang bahwa kalo mau jadi manusia yang kadar resistennya tinggi, biasakan untuk menjadi "volunteer". 

Karena tempaan demi tempaan akan membuat kita jadi tahan banting. Belajar untuk berfikir solusi dan out of the box. Kita akan belajar sesuatu dari kehidupan. 

Emang ada untungnya jadi volunteer? Bukannya kita jadi lebih banyak ngasih ya? 

Mungkin Iya. Kita akan lebih banyak memberi. Secara matematis, kita akan banyak ngeluarin sesuatu yang kita punya. 

Berarti kita rugi dong?

Gak gitu juga. Logikanya Allah gak begitu. Semakin kita banyak memberi, lebih banyak yang akan kita dapatkan. Kita gak pernah tau "balasan terbaik" dari yang Maha Baik. Ini kaya Special gift dari Allah.

3. Memaknai arti Berdaya

Komunitas, Caraku Untuk Berdaya

Sharing internal volunteer di Kafe Boss/Dok Pribadi

Aku ngerasain banyak banget kemudahan ketika bergabung dengan komunitas. 

Berangkat dari situ, Aku mulai rajin menulis jurnal syukur. Sebab Aku yakin bahwa dengan menuliskannya, Aku akan selalu ingat bahwa Allah telah memberikanku rezeki yang cukup, yang jarang sekali Aku sadari berupa lingkungan positif untuk bertumbuh, sahabat yang baik, serta semua kemudahan untuk mengikuti banyak pelatihan yang memberdayakan dan jejaring baru.

Yang bikin Aku tambah bahagia juga, ketika melihat adik-adik binaan di komunitas bahagia. Ngeliat mereka berbinar belajar sesuatu yang baru, berinteraksi dengan orang baru, bahkan belajar bahasa baru secara langsung dengan global citizen dari berbagai negara. 

Aktifitas belajar yang menyenangkan tidak terbatas hanya duduk di kelas. Tapi merasakan pengalaman belajar yang berbeda dengan menjelajah dunia di sekitar mereka.

Komunitas Asa Edu berhasil meraih penghargaan sebagai: "Community Award For Social Contribution" oleh AIESEC di tahun 2017

Kami menemani adik-adik binaan untuk ikut berbagai kompetisi atau lomba sesuai minat dan bakat, mengunjungi museum dan wisata edukasi, rekaman suara untuk mengisi program di acara radio lokal, tampil sebagai pengisi acara di event komunitas dan syuting video pendek untuk program televisi nasional.

Menurutku itu adalah sedikit dari banyaknya pengalaman yg bisa aku maknai sebagai bentuk pemberdayaan.

Pemberdayaan tidak selalu identik dengan uang. Kita bisa ambil contoh bantuan berupa uang tunai yang seringkali tidak tepat sasaran. 

Kita bisa berdaya dan memberdayakan orang lain dengan satu langkah kecil yang kita bisa lakukan. 

Sampai saat ini sudah ada beberapa donatur yang tercatat dalam membantu pengembangan komunitas ini. Semoga bantuan dari para donatur ini bertambah berkah seiring dengan keberjalanan komunitas. Aamiin

4. Penutup

Hal pertama yang perlu kita pahami, berkomunitas itu merupakan pilihan. Kita bisa memilih untuk ikut suatu komunitas, membuat komunitas baru, atau tidak berkomunitas sama sekali. 

Aku pribadi masih "mencari" dan belum banyak memahami diriku seutuhnya, karena itu Aku berniat untuk mengasah keberperananku dengan mengikuti komunitas sesuai dengan minat dan peranku saat ini sebagai seorang perempuan, istri dan ibu. Tentu memerlukan persetujuan dari suamiku dulu. 

Aku bersyukur sebab suami menerima proposalku untuk menjadi pegiat di komunitas. Sesuai dengan perjanjian sebelum menikah, Aku meminta izin untuk menggeluti kegiatan sosial yang Aku minati sesuai dengan value keluarga. 

Setelah retrospeksi, kilas balik perjalanan yang sudah kulalui beberapa tahun kebelakang. Aku percaya ada hal yang hendak Allah kasihtau dan perlu untuk Aku perbaharui. 

Komunitas, Caraku Untuk Berdaya

Komunitas, Caraku Untuk Berdaya

Volunteer event Ramadhan/Dok Pribadi

Sebenarnya Akulah yang butuh untuk berkomunitas. Karena dengan berbagi dan melayani, hidupku jadi lebih berarti. 

Aku terpantik oleh statement dari seorang penyandang disabilitas yang juga seorang womenpreneur this.able.

Nicky Clara, dalam sebuah talkshow  pernah berkata, "we need support system to grow. Because there's right people in the right place" 

Aku jadi tambah yakin dan bersemangat bahwa pilihanku untuk berdaya melalui komunitas itu pilihan yang tepat. 

Ada yang pernah samaan gak?

Yuk ceritakan pengalaman kamu ketika berjejaring dan menggeluti sebuah komunitas! 😊😊


Bunda Cekatan, Belajar Menjadi Manager Keluarga ala Institut Ibu Profesional

Bunda Cekatan, Belajar Menjadi Manager Keluarga ala Institut Ibu Profesional - Assalamu'alaikum Sobi!

Minggu lalu, Aku udah sharing tugas jurnalku di kelas telur-telur Bunda Cekatan, yaitu cara melacak kekuatan diri dengan melist aktifitas harian berdasarkan peran yang sedang kita jalankan dan memilih hanya aktifitas yang kita suka dan kita bisa melakukannya. 

Itu adalah segelintir dari sebagian besar tahap di kelas Bunda cekatan. Hari ini Aku mau kasih tau gambaran besar dari kelas yang sedang Aku ikuti tersebut.

Bunda Cekatan, Belajar Menjadi Manager Keluarga ala Institut Ibu Profesional

4 Tahap di Kelas Bunda Cekatan

Tahap di Kelas Bunda Cekatan

Ada 4 tahap yang harus ditempuh agar bisa lulus dari kelas ini. Ada apa aja ?

1. Kelas Telur-telur

2. Kelas Ulat-ulat

3. Kelas Kepompong

4. Kelas Kupu-kupu

Pasti sampai sini bingung kan kenapa nama kelasnya mirip proses metamorfosis sempurna? Nah inilah uniknya ketika belajar di Institut Ibu Profesional. Kita bakalan diajak belajar tanpa mengenal rasa lelah, kita diajak seneng-seneng terus. Persis saat kita masih kecil sukanya maiiiiin terus. Energi kita kayak gak pernah habis kalo buat main. Karena pada dasarnya kita adalah homoludens, makhluk yang senang dengan bermain. 

Konsep belajar juga begitu. Secara fitrah, kita diciptakan untuk senang mempelajari sesuatu. Energi kita gak pernah habis untuk ngulik sesuatu yang kita suka. 

Inilah yang kemudian diadopsi menjadi metode belajar di Institut Ibu Profesional. Dengan diciptakannya metode gamifikasi, kita belajar tapi kayak lagi main. Proses belajar kaya gini yang bikin kita lebih cepet ngerti dan merasakan pengalaman belajar yang berbeda dari biasanya. 

Ditambah selalu ada tantangan di tiap tahapannya supaya kita makin penasaran buat naklukinnya. "Aku sudah sampai tahap ini, wah aku mau coba tahap selanjutnya. Akan seperti apa ya?"

Nah kaya gimana sih 4 tahapan itu ? Ok Kita mulai dari Tahap pertama yaitu, Telur-telur.

Bunda Cekatan, Belajar Menjadi Manager Keluarga ala Institut Ibu Profesional

Tahap Telur-Telur

Di tahap ini, kita akan mengenal tentang siapa diri kita dan mengidentifikasi kekuatan diri kita. Sehingga kita paham akan cekatan di bidang apa saja. Hal ini akan membuat kita bisa menentukan kebutuhan belajar, apa saja mata kuliah yang harus dikuasai dan tau bagaimana mencarinya. Learn How to Learn.

Di entries sebelumnya yaitu tahap telur-telur Bunda Cekatan, Aku udah jabarin gimana cara menentukan kekuatan diri dengan cara melist tiap aktivitas harian yang kita bisa dan kita suka.

Bunda Cekatan, Belajar Menjadi Manager Keluarga ala Institut Ibu Profesional

Tahap Ulat-Ulat

Kemudian, tahap ulat-ulat ini, kita sudah akan makan sesuai kecukupan tubuh kita. Kita akan belajar mencari ilmu dan sumber ilmu darimana saja. Menjumput setiap makanan yang sehat dan diperlukan oleh tubuh kita. Keterampilan kita mencari makanan yang tepat akan diuji di tahap ini.

Mirip kayak ulat ya...di tahap ini kita akan mencari makanan a.k.a sumber ilmu dan ilmu yang sesuai dengan kekuatan atau potensi kita. Jadi kita gak buang-buang waktu untuk mencari hal lain di luar potensi yang kita miliki.

Bunda Cekatan, Belajar Menjadi Manager Keluarga ala Institut Ibu Profesional

Tahap Kepompong

Di tahap ketiga ini, kita udah gak makan lagi. Kita mulai puasa untuk menjalankan tirakat. Memperbanyak laku kehidupan. Mulai menerapkan apa ilmu yang sudah kita dapatkan  dan kita pelajari. Menuliskannya dalam sebuah jurnal dan dikumpulkan ke tim bunda cekatan.

Wah kalo ini belum kebayang akan seperti apa nulis jurnalnya hehe. Kita tunggu yaaps

Bunda Cekatan, Belajar Menjadi Manager Keluarga ala Institut Ibu Profesional

Tahap Kupu-Kupu

Tahap terakhir atau tahap kupu-kupu ini, kita mulai berbagi praktek baik tentang pengalaman yang sudah dikerjakan sebagai bunda cekatan. Memaparkan pengalaman dan mulai berbagi kepada orang lain.

Tentu ini bukan akhir dari perjalanan ya sobi... Karena kita akan melalui kelas selanjutnya di Kelas Bunda Produktif dan Kelas Bunda Salihah. 

Pastinya lebih menantang dan semakin membuat kita berbinar-biar dalam menyandang status sebagai perempuan, istri dan ibu. 

Aturan Main dan Perbekalan

Keempat tahap tersebut saling berkesinambungan. Jadi, kalo kita skip satu tahap aja kaya ada yang kurang dan tentu hasilnya kurang maksimal. Nah, terus nanti ada yang nilai gak sih kalo kita udah buat jurnal di tiap tahapan? 

Jawabannya ada. Tapi...fungsinya gak menilai bagus atau tidak bagusnya jurnal. Ada KorHap (Koordinator Tahapan) yang akan mengecek apakah konten jurnal sudah sesuai template yang ditentukan oleh Magika dan apakah link pengumpulan jurnal bisa diakses atau tidak.

Lalu keunikan lainnya di Institut Ibu Profesional gak ada jurnal yang benar atau salah. Kita bebas menentukan apa yang akan kita tuangkan di dalam jurnal. Baik dalam bentuk tulisan, audio digital dan lain sebagainya. Yang penting semuanya dijalani dengan bahagia.

Di kelas Bunda Cekatan ini juga disediakan berbagai macam perbekalan untuk melalui 4 tahapan kelas. Mulai dari peta perjalanan, jadwal perjalanan, dan ground rules. Selalu ada kejutan di setiap tahapnya. Oleh karena itu, kita harus mengerti di awal bagaimana cara bermain agar bisa mengatur strategi untuk bertahan dan lulus sampai tahap akhir di kelas ini.

FYI, kunci sukses bermain di setiap tahapan adalah istiqomah mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh Widyaiswara dan Magika. Selalu mengutamakan adab sebelum ilmu.

Untuk member Ibu Profesional, mungkin gak asing dengan istilah Code of Conducts (CoC) atau Pedoman Perilaku Bermartabat. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika mengikuti perkuliahan di Institut Ibu Profesional. 

Sebelum memulai perkuliahan kita harus mengulang kembali COC agar setiap langkah kita dalam melalui proses perkuliahan sejalan dengan value ibu profesional.

Yihiiiy, jadi itulah 4 tahap yang akan Aku lalui nanti. Dan saat ini masih berproses di tahap yang pertama. Semoga bisa lulus sampai akhir ya. (Mohon doanya)

Nantikan entries lainnya di blog ini. Ikan teri ikan hiu, see you 😊

#KelasBundaCekatan

#InstitutIbuProfesional



#MeTime | Berkenalan dengan Kekuatan Diri - Kelas Bunda Cekatan

#MeTime | Berkenalan dengan Kekuatan Diri - Hei Assalamu'alaikum warganet!

Alhamdulillah hari ini rasanya nano-nano banget setelah beberapa jam ngutak-ngatik layout dan theme blog ini.  Kalo bukan karena terpaksa, mana ada Aku tahan ngutak-ngatik tampilan blog yang masih belom PRO banget ini hahah. Memang semua permulaan itu butuh paksaan ya biar gak jadi wacana aja HAHAHA

Insyaa Allah postingan ini akan berseri, duelaah udah kaya sinetron aja 🤣 
Yap....spoiler di awal kalo postingan ini akan mengawali perjalananku untuk konsisten nge-blog sembari menulis jurnal perkuliahan Bunda Cekatan yang sedang Aku ikuti di Institut Ibu Profesional. 

Sekilas Tentang Kelas Bunda Cekatan

Aku memasuki tahap awal perkuliahan di kelas Bunda Cekatan. Oiya, jadi fokus utama dari perkuliahan ini adalah bagaimana caranya seorang ibu terampil atau cekatan pada bidang yang digelutinya.

Kami berproses di Hutan Kupu Cekatan (re: Kelas Bunda Cekatan). Sebuah platform bermain di Facebook Group yang menyediakan berbagai macam arena bermain di kelas bunda cekatan. Dan perjalanan kami menjadi seorang yang cekatan tidak luput dari seorang guru yang akan menemani setiap proses yang akan dijalani.

Kami memiliki Magika (Panggilan untuk Manajer Kurikulum di Kelas Bunda Cekatan) yang menyiapkan kurikulum pembelajaran dalam 7 bulan ke depan dengan segala amunisinya. Selain itu ada Kunang-kunang (Panggilan untuk Widyaiswara atau guru di Kelas Bunda Cekatan) yang membantu dan memfasilitasi kami untuk bertanya dan berproses di kelas ini.

Dan kami adalah penjelajah Hutan Kupu Cekatan yang berjuang gak cuma sendiri, tapi bersama puluhan bahkan ratusan penjelajah lain dari seluruh negeri. 

Alhamdulillah Aku dipertemukan oleh ibu-ibu super yang punya semangat belajar tinggi di kelas ini. Aku bergabung dengan Regu 16 yang berasal dari kota Semarang, Salatiga, Banyumas Raya dan Jepara.

Di awal kami mempersiapkan amunisi dan perangkat kelas seperti Ketua Regu dan Koordinator Tahapan, serta nama dan logo kelompok.

Nama regu kami adalah Metamorfoself. Asik banget ya namanya hehe. Karena setiap nama tentu ada makna yang terkandung di dalamnya. Metamorforself adalah cita-cita kami untuk bisa berproses dengan baik di Hutan Kupu Cekatan.  Sesuai namanya, kami akan berproses tahap demi tahap agar bisa berubah menjadi pribadi yang cekatan di bidangnya. Memahami apa potensi dann kekuatan kami dan selanjutnya bisa bermanfaat bagi sekitar.

Jurnal Minggu Pertama - Menemukan Telur Hijau

#MeTime | Berkenalan dengan Kekuatan Diri

Di minggu awal ini, Kami diberikan arahan untuk menemukan potensi atau kekuatan diri. Ini akan menjadi pijakan awal dalam proses menjadi ibu cekatan di bidang yang akan kita tekuni. Tahapan ini kami namakan tahap telur. Kenapa telur? Insyaa Allah akan Aku bahas di postingan selanjutnya ya hehe.

Terus gimana langkahnya? 


Pertama, Tulis semua aktivitas peran sebagai individu, ibu dan istri. Tentu aktifitas spesifik dari masing-masing peran. Kalo bisa ditulis semua, tulis semuanya. Karena kita belum tau nih aktivitas mana aja yang akan masuk ke dalam aktifitas produktif kita.



Aktifitas peran sebagai perempuan, istri dan ibu


Aktifitasku sebagai seorang perempuan lebih banyak berfokus pada pengembangan diri dan aktualisasi diri. Tentu setiap orang punya minat atau ketertarikan pada sesuatu. Aku lebih condong kepada aktifitas keberperanan diri dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang ditonjolkan dengan bakat altruisme. Aku sangat bahagia ketika memiliki peran yang berarti bagi keluarga atau suatu komunitas.

Aku termasuk orang yang adaptif, sehingga mudah untuk berteman dengan siapapun. Ini adalah modalku untuk berjejaring dan menambah circle pertemanan. Aku menyukai hal ini karena dengan begitu keberperananku menjadi lebih berarti.

Sementara aktifitasku sebagai seorang istri yaitu melayani suami dan menjadi asisten terbaik untuk setiap keperluannya. Aku juga bertugas mengepalai urusan rumah tangga seperti pekerjaan rumah tangga, mengelola keuangan keluarga dan menjadi chef rumah tangga.

Secara signifikan, aktifitasku sebagai seorang ibu yaitu mendampingi tumbuh kembang dan menemani aktifitas belajar anak. Karena Aku baru memiliki satu orang anak, kegiatannya belum terlalu banyak dan memerlukan fokus yang lebih.

Kemudian yang kedua, kategorikan aktifitas tersebut dalam 4 kuadran (Suka bisa, suka tidak bisa, tidak suka bisa, tidak suka tidak bisa). Tulis aktifitas yang paling mudah kita kategorikan, yaitu aktifitas yang paling bisa dan mudah untuk melakukannya dan itu adalah aktifitas yang paling kita suka. 

#MeTime | Berkenalan dengan Kekuatan Diri

Kuadran aktifitas (Suka-bisa,Suka-tidak bisa,Tidak suka-bisa,Tidak suka-tidak bisa)

Aktivitas Bisa-Suka

Aktifitas yang paling kusuka dan mudah bagiku untuk melakukannya adalah travelling, menulis jurnal populer, membuat konten tulisan, berbagi insight, belajar kehidupan/agama, berkomunitas/berjejaring, kontemplasi/Ibadah, merancang ide, dan volunteering/dunia kerelawanan. Banyak banget yha ehehe 👀😂

Aku merasa semuanya mood booster atau bisa naikin energi dan moodku. Ohya, ada satu lagi yang bikin Aku tuh seneng banget dan bisa tidur pulas setelah melakukan ini, yaitu ngobrol ngalor ngidul sama Pak Suamik hehe. Dari urusan paling penting sampe yang remeh temeh kalo ngobrol sama PakSu Aku jabanin deh hihi.

#MeTime | Berkenalan dengan Kekuatan Diri

Aktifitas Bisa-Suka


Aktifitas Suka-Tidak Bisa

Setelah itu, Aku mengelompokkan aktifitas yang kusuka tapi tidak terlalu bisa atau tidak puas dalam mengerjakannya. Ada memandu acara /Host/MC/penyiar, membuat kerajinan tangan/DIY, memotret objek, menjahit, decluttering, perawatan diri & makeup, baking, dan mendongeng. 

Sebenarnya Aku tertarik pada banyak hal tapi seringkali tidak tuntas dalam menekuninya. Hanya berakhir di fase awal saat sedang semangat-semangatnya. Kalo udah bosan, Aku cepat sekali switch pada kegiatan yang lain. Mungin ini yang dinamakan setengah-setengah dan kurangnya strong why dalam melakukan sesuatu.

Aktifitas Tidak Suka-Bisa

Kemudian, mengelompokkan aktifitas yang Aku tidak suka tapi Aku bisa melakukannya. Biasanya aktifitas yang tidak memerlukan keahlian khusus dan sifatnya berulang seperti menyetrika, mencuci, berkebun, menyiapkan kegiatan anak, memasak,dan menata rumah. Selain itu Aku juga kurang tertarik pada kegiatan membuat video konten, merancang skema kegiatan, dan berdagang. 

Semua bisa dilakukan, tapi tidak ada rasa puas atau bahagia ketika melakukannya. Kaya B aja gitu hehe. 

Aktifitas Tidak Suka-Tidak Bisa

Dan di kuadran keempat, mengelompokkan aktifitas yang tidak disuka dan juga tidak bisa melakukannya dengan maksimal. Aku paling menghindari hal ini kalo mau berkontribusi sesuatu baik di lingkungan keluarga atau di komunitas.

Aku paling payah urusan mendesain dan mengelola administrasi keuangan dan pembukuan. Itu menguras banyak energi dan Aku kurang puas dengan hasilnya. Selain itu, Aku juga kurang suka menulis jurnal ilmiah dan cerita fiksi. 

Dari semuanya yang paling Aku hindari adalah gossip/gibah. hahah kalo ini mah udah pasti gak boleh ya. Udah mah dosa, buang energi pula 😜


Terakhir, Dari kuadran suka dan bisa kita pilih maksimal 5 aktivitas yang membuat kita bahagia saat menjalaninya. 5 aktifitas ini adalah pijakan awal kita untuk mengetahui kekuatan diri yang sesungguhnya.

#MeTime | Berkenalan dengan Kekuatan Diri

5 besar aktifitas Suka-bisa

Setelah memilih 5 besar aktivitas yang kita bisa dan suka untuk melakukannya. Kita bisa menguatkan dengan STRONG WHY. Apa alasan yang ada dibalik 5 aktivitas tersebut. Dengan begitu, ketika lesu saat di perjalanan kita bisa menilik lagi apa alasan kita tetap berjalan dan bertahan. 


Ini adalah 5 Aktivitas yang membuatku bahagia dan alasan Aku memilihnya.

  • Menulis jurnal populer

Sejak kuliah suka nulis ilmu pengetahuan yang bahasanya gak terlalu ilmiah dan mudah dimengerti banyak orang. Banyak kajian ilmiah yang penting tapi gak semua orang ngerti atau paham dengan bahasa yang digunakan, jadi semangat buat nulis karena bisa sekalian berbagi sama orang lain. 

Dan salah satu cara mengikat ilmu adalah dengan menuliskannya, jadi tulisan ini bisa jadi pengingat diri agar gak lupa sama sesuatu yang sudah dipelajari.

  • Membuat konten tulisan

Aku suka nulis konten yang formatnya semi-formal, tapi gak menutup kemungkinan untuk nulis jokes sih hehe. Nulis konten jadi sebuah kebutuhan karena Aku nyadar kalo nulis adalah media mengalirkan emosi yang positif untukku. 

Makin yakin lagi ketika sudah banyak yang membuktikan kalo mau sukses di suatu bidang, kita bisa mulai dari sesuatu yang kita suka, kita bisa earn dari situ. Selain puas dan bahagia, bisa juga untuk mendatangkan cuan asalkan kita mau konsisten berkarya di bidang itu.

  • Berbagi insight

Tiap orang punya episode kehidupan yang berbeda dan ada banyak banget hal dalam hidup ini yang bisa kita pelajari kalo kita membuka mata,hati dan telinga. Bumi ini adalah hamparan makna yang bisa kita pelajari dari sisi manapun. Setiap peristiwa dan pengalaman merupakan guru berharga. 

Berbagi pengalaman diri dan orang lain adalah hal yang menyenangkan apalagi bisa mendatangkan kebermanfaatan yang lebih. Setiap lisan dan perbuatan tentu akan dimintai pertanggung-jawaban, maka berbagi hal-hal positif bisa jadi pilihan untuk jadi jalan juangku menghabiskan sisa umur di dunia.

“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” -(QS al-Isrâ/ 17: 7)

  • Belajar agama

Kita boleh pandai dalam urusan dunia, tapi kita harus lebih pandai dalam urusan akhirat. Karena hakikat hidup sebenarnya adalah beribadah. Kita hidup untuk kembali kepada Allah.

Jadi, Aku harus paham bagaimana cara bertauhid, mengamalkan pokok keimanan, tata cara beribadah, dan semua hal yang diatur dalam kitab Al-qur'an sebagai pedoman hidupku sebagai muslimah. Tentunya memaknai peran sebagai perempuan, istri juga seorang ibu tidak luput dari masterpiece hidupku yaitu Al-qur'an.

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan mereka lalai tentang (kehidupan) akhirat”. - (QS. Ar-Ruum [30]: 7)

Dan menuntut ilmu agama itu wajib, jadi akan diminta pertanggung-jawaban di akhirat kelak. Dihabiskan untuk apa jatah umur dan waktuku di dunia ?

”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. -(HR. Ibnu Majah)

Kebaikan dalam agama ini adalah untuk diriku sendiri. Kalau Aku masih enggan bahkan terpaksa untuk belajar agama, mungkin ada yang salah denganku ketika memahami konsep diri.

  • Berkomunitas

Berjejaring atau berkomunitas itu bisa mendatangkan banyak kebaikan apalagi kalo kita ketemu sama orang yang punya kesamaan value dan satu frekuensi. Kesempatan untuk berkolaborasi menghasilkan karya pun terbuka lebar. Selain menambah silaturahmi, juga membawa kebermanfaatan untuk sekitar. 

Hidup menjadi berarti kalo apa yang kita lakukan ada manfaatnya untuk orang lain.

"Sebaik - baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain". -(Hadits Riwayat ath-Thabrani)

Berkomunitas bisa jadi tempat untuk re-charging semangat dan belajar sesuatu yang kusukai untuk mendukung produktivitasku.


Alhamdulillah. Dari banyaknya aktifitas itu ada beberapa yang sudah jadi kandidat dalam menentukan potensi atau  kelebihanku hehe. Bolehlah self claim dulu 😁😁😎
Setiap hari adalah lembaran baru. Oleh  karenanya jangan sampe kita skip belajar. Terus berproses menjadi versi terbaik diri dan berusaha bersyukur dengan segala hal yang ditakdirkan oleh Allah. 

Nemuin kekuatan diri itu penting banget. Karena itu bisa jadi senjata kita untuk menang melawan hidup yang keras ini. Ceilah. Ceritanya masih bersambung ya. See ya 😄

#institutibuprofesional
#hutankupucekatan
#telurhijau
#lacakkekuatanmu
#jurnalmaintelurhijau

Tips Mengatur  Waktu Ala Ibu Millenial 


Tips Mengatur  Waktu Ala Ibu Millenial  - Halo ibu millenials kesayangan 😚
Semoga sehat dan bahagia yaa 🤗

Edisi #SharingIsCaring kali ini, Aku mau berbagi hal yang udah pernah dan sedang Aku jalani saat ini, yaitu cara mengatur waktu ala ibu millenials!  Semoga bermanfaat!

Pernah ngerasa gak sih kalo 24 jam sehari tuh gak pernah cukup untuk melakukan semua hal yang ada di kepala kita? Atau gak jarang, dari semua list tersebut, gak ada satu pun hal yang kita lakukan dengan baik dan memberikan kepuasan? Nah, bisa jadi itu adalah pertanda bahwa kita kurang bisa mengatur waktu. Ada orang yang punya bejibun aktifitas tapi dia bisa melakukan semuanya dengan baik, bonusnya dia juga happy. KOK BISA yaa?🤔

Sebagai ibu rumah tangga, pasti ngerasain banget sih gimana rutinitas mempermainkan ritme hidup kita. Dari bangun tidur sampai tidur lagi, gak pernah absen tuh pikiran mau nyuci, ngepel, nyetrika, buat ide main anak,dsb. Rasanya semua bergumul di otak dan pada akhirnya cuma ditinggalin dan gak pernah dieksekusi. Kenapa ya? Apakah ada yang salah dengan diri ini? Hmm 😓😖

Setelah berpikir dan merenung, ternyata akar masalahnya bukan karena males. Tapi kebiasaan nunda dan kurangnya manajemen prioritas. 

Menunda membuat pekerjaan kita gak selesai-selesai. Kalo satu tugas ditunda, terus ditinggalin. Muncul satu tugas baru, lalu ditinggal lagi, begitu seterusnya. Tugasnya makin banyak tapi waktu kita semakin terbatas. Kalo mau pekerjaan kita cepet selesai dan memunculkan kepuasaan saat menuntaskannya, maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah Menetapkan Tujuan.

Tips Mengatur  Waktu Ala Ibu Millenial
Langkah ke-1
Kalo kita punya tujuan, kita tau nih garis finish kita dimana. Jadi, udah jelas kemana harus melangkah. Tinggal kita menentukan step by step-nya. Waktu kita gak akan terbuang percuma untuk hal-hal yang bukan menjadi orientasi kita. Kalau kita punya 24 jam sehari, mau kita gunakan untuk apa? membuat diri kita lebih produktif dan menghasilkan banyak karya atau cuma buat seneng-seneng aja?🤔

Sebagai ibu rumah tangga, tentu kita punya kewajiban mendidik anak dan mengelola rumah tangga. Jadi, usahakan untuk optimal dalam mengerjakan kewajiban atas peran yang sudah kita pilih. Kita bisa menetapkan boundaries atau batasan-batasan yang dapat mencegah diri kita dari stress akibat kelelahan dengan berbagi peran. 

Nah..selain itu agar setiap aktifitas kita berjalan dengan baik, maka kita perlu merancang jadwal kegiatan. Kita bisa membuat jadwal per hari dengan memberikan alokasi waktu untuk berbagai aktifitas. 

Kita bisa me-list aktivitas yang akan dilakukan dimulai dari sehari sebelumnya. Biasanya waktu efektif untuk merancang jadwal kegiatan adalah di malam hari sebelum tidur. Kita dapat menentukan prioritas kegiatan berdasarkan asas kegentingan. Inilah hal kedua yang harus kita lakukan,yaitu Mengatur Prioritas. 

Tips Mengatur  Waktu Ala Ibu Millenial
Langkah ke-2
Sebagai ibu rumah tangga, kita harus pintar-pintar mengatur prioritas. Karena waktu kita terbatas hanya 24 jam. Dan dari seluruh pekerjaan tersebut, kita bisa memilih mana saja hal yang genting untuk dikerjakan berdasarkan dampak yang akan ditimbulkan. Contohnya, kita bisa memilih untuk mencuci dan memasak di waktu subuh, Ketika suami dan anak-anak masih tertidur. Sehingga , saat mereka bangun, makanan sudah terhidang dan mereka bisa mengawali hari dengan sarapan yang akan menunjang aktivitasnya di hari itu. Kita juga jadi gak pontang-panting nyiapin masak diselang-seling nyuci piring. Hadehhh beraaaat. Oiya, kita juga bisa menerapkan food preparation supaya besoknya tinggal srang-sreng di dapur.

Selain itu, kita bisa menerapkan konsep kandang waktu. Ini dipakai untuk mengelompokkan kegiatan berdasarkan alokasi waktu yang kita inginkan. Contohnya: Pukul 4 subuh sampai dengan pukul 6 pagi, kita hanya fokus mengerjakan aktifitas yang tidak kita sukai tapi itu wajib untuk dikerjakan seperti mencuci piring dan memasak. Lalu pukul 7 pagi sampai dengan pukul 3 sore, kita hanya fokus mengerjakan aktifitas yang kita sukai seperti bermain bersama anak-anak atau mendampingi mereka belajar. Dan pukul 4 sore sampai dengan malam hari kita gunakan untuk mengerjakan hal-hal sisanya.

Tips Mengatur  Waktu Ala Ibu Millenial
Langkah ke-3
Langkah ketiga yang kudu kita lakukan yaitu Konsiten Menerapkan Jadwal Harian. Di awal, memang sulit untuk terbiasa dengan ritme yang sudah direncanakan. Namun, kalau kita sudah terbiasa, percayalah kita akan lebih mudah untuk menyeleksi aktifitas  mana aja yang butuh untuk dikerjakan lebih dulu dan aktifitas mana yang bisa untuk dikerjakan nanti. Semuanya bisa tuntas dan efektif dikerjakan jika kita berpedoman pada jadwal harian. Kita bisa membuat jadwal yang lebih fleksibel jika kita udah rutin menjalankannya. Exercise makes perfect!
Jadi jangan gampang nyerah kalau  hari ini belum bisa sesuai sama jadwal harian. Coba lagi dan coba terus 😀

Supaya kita jadi semangat buat nerapin kebiasaan ngatur waktu, jangan lupa tujuan awal kita melakukan semua ini. Niatkan setiap kegiatan yang kita lakukan untuk kebaikan diri menjalani peran sebagai seorang Ibu. Kebiasaan baik yang kita lakukan adalah cermin bahwa kita mau belajar, mau meng-upgrade ilmu agar menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Semoga berbalas keberkahan dalam hidup kita. Mengutip perkataan founding mother di Institut Ibu Profesional, bahwa "Menjadi ibu adalah satu diantara peran kita di muka bumi ini, jadi jangan sampai kegalauan kita saat melakukan peran menjadi ibu  membuat hidup kita kacau balau. Tapi tidak boleh juga, kita meremehkan peran menjadi ibu tanpa ilmu." -Septi Peni 

Jangan berhenti belajar menjadi ibu profesional kebanggaan keluarga ya. Karena menjadi ibu butuh ilmu, bukan hanya menurutkan naluri saja.
Tips Mengatur  Waktu Ala Ibu Millenial




Newer Posts Older Posts Home

SUBSCRIBE & FOLLOW

ABOUT ME

Hai! Saya Okta. Selamat datang di dunia penuh ilmu dan hikmah. Untuk keperluan lebih lanjut silahkan hubungi saya di winartioktavia@gmail.com atau DM Instagram @oktaoktii. Jazakumullah khairan :D

POPULAR POSTS

  • Alasan Menulis Blog: Cerita Dibalik Jendelanya Okta
  • 3 Pertanyaan Tentang Zero Waste: Apa Alasan Memulai Hidup Minim Sampah?
  • Contoh Zero Waste di Rumah: Ingat Jurus SSB dan 3AH!
  • Manfaat SEO on Page Untuk Newbie Blogger, Apa Aja Tuh?
  • 19 Tahun Forum Indonesia Muda: Nostalgiaku Bersamamu

Categories

Bunda cekatan 48 hikmah 16 Life Style 7 motivasi 7 Tips 5 blog 5 komunitas 4 parenting 4

Followers

Blog Archive

Blog Suamiku Tercinta

Pengertian HTML
Powered by Blogger.

Part of

Pengertian HTML Pengertian HTML Pengertian HTML pengertian html

Copyright © Kinsley Theme. Designed by OddThemes